Senin, 07 Juli 2014
Sabtu, 21 Juni 2014
Kamis, 12 Juni 2014
Dokter Termuda didunia
Di saat seseorang pada umumnya menyelesaikan kuliah kedokteran hingga
umur 30 tahun atau paling tidak di akhir usia 20-an menjelang 30 tahun,
tetapi gadis Muslimah Palestina ini memulai sekolah kedokterannya pada
usia 14 tahun, menurut laporan myhijab.info, seperti dilansir World Bulletin.
Menurut laporan, Ia diketahui bernama Eqbal Asa’d. Asa’d mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran dan ditetapkan sebagai dokter termuda di Dunia oleh Guinness World Records.
Setelah ini Asa’d akan pergi ke Ohio, Amerika Serikat untuk melanjutkan pendidikannya untuk meraih cita-citanya menjadi dokter spesialis anak.
Asa’d merupakan salah satu Muslimah yang berprestasi di tingkat dunia dalam dunia ilmu pengetahuan. Selain membanggakan dunia Muslim, prestasi yang diraih Muslimah seperti Asa’d membantah propaganda orang-orang kafir yang menganggap Islam mengekang bahkan melarang pendidikan bagi perempuan.
Dalam Islam, wanita dibebaskan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan umum bahkan dianjurkan, tetapi dalam batas-batas yang dibolehkan syari’at demi menjaga kehormatan wanita.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/06/12/maa-syaa-allah-gadis-palestina-ini-menjadi-dokter-termuda-di-dunia.html#sthash.EeKGi8TE.dpuf
Di saat seseorang pada umumnya menyelsaikan kuliah kedoktera hingga umur 30 tahun atau paling tidak di akhir usia 20-an menjelang 30 tahun. tetapi gadis Muslimah Palestina ini memulai sekolah kedokterannya pada usia 14 tahun. Menurut laporan myhijab.info, seperti dilansir World Buletin.Menurut laporan, Ia diketahui bernama Eqbal Asa’d. Asa’d mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran dan ditetapkan sebagai dokter termuda di Dunia oleh Guinness World Records.
Setelah ini Asa’d akan pergi ke Ohio, Amerika Serikat untuk melanjutkan pendidikannya untuk meraih cita-citanya menjadi dokter spesialis anak.
Asa’d merupakan salah satu Muslimah yang berprestasi di tingkat dunia dalam dunia ilmu pengetahuan. Selain membanggakan dunia Muslim, prestasi yang diraih Muslimah seperti Asa’d membantah propaganda orang-orang kafir yang menganggap Islam mengekang bahkan melarang pendidikan bagi perempuan.
Dalam Islam, wanita dibebaskan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan umum bahkan dianjurkan, tetapi dalam batas-batas yang dibolehkan syari’at demi menjaga kehormatan wanita.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/06/12/maa-syaa-allah-gadis-palestina-ini-menjadi-dokter-termuda-di-dunia.html#sthash.EeKGi8TE.dpuf
Di saat seseorang pada umumnya menyelesaikan kuliah kedokteran hingga
umur 30 tahun atau paling tidak di akhir usia 20-an menjelang 30 tahun,
tetapi gadis Muslimah Palestina ini memulai sekolah kedokterannya pada
usia 14 tahun, menurut laporan myhijab.info, seperti dilansir World Bulletin.
Menurut laporan, Ia diketahui bernama Eqbal Asa’d. Asa’d mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran dan ditetapkan sebagai dokter termuda di Dunia oleh Guinness World Records.
Setelah ini Asa’d akan pergi ke Ohio, Amerika Serikat untuk melanjutkan pendidikannya untuk meraih cita-citanya menjadi dokter spesialis anak.
Asa’d merupakan salah satu Muslimah yang berprestasi di tingkat dunia dalam dunia ilmu pengetahuan. Selain membanggakan dunia Muslim, prestasi yang diraih Muslimah seperti Asa’d membantah propaganda orang-orang kafir yang menganggap Islam mengekang bahkan melarang pendidikan bagi perempuan.
Dalam Islam, wanita dibebaskan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan umum bahkan dianjurkan, tetapi dalam batas-batas yang dibolehkan syari’at demi menjaga kehormatan wanita.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/06/12/maa-syaa-allah-gadis-palestina-ini-menjadi-dokter-termuda-di-dunia.html#sthash.EeKGi8TE.dpuf
Menurut laporan, Ia diketahui bernama Eqbal Asa’d. Asa’d mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran dan ditetapkan sebagai dokter termuda di Dunia oleh Guinness World Records.
Setelah ini Asa’d akan pergi ke Ohio, Amerika Serikat untuk melanjutkan pendidikannya untuk meraih cita-citanya menjadi dokter spesialis anak.
Asa’d merupakan salah satu Muslimah yang berprestasi di tingkat dunia dalam dunia ilmu pengetahuan. Selain membanggakan dunia Muslim, prestasi yang diraih Muslimah seperti Asa’d membantah propaganda orang-orang kafir yang menganggap Islam mengekang bahkan melarang pendidikan bagi perempuan.
Dalam Islam, wanita dibebaskan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan umum bahkan dianjurkan, tetapi dalam batas-batas yang dibolehkan syari’at demi menjaga kehormatan wanita.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/06/12/maa-syaa-allah-gadis-palestina-ini-menjadi-dokter-termuda-di-dunia.html#sthash.EeKGi8TE.dpuf
Menurut laporan, ia diketahui bernama Eqbal Asa'ad mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran dan ditetapkan sebagai dokter termuda di Dunia oleh Guinness World Records.
Setelah ini Asa'ad dan akan pergi ke Ohio, Amerika serikat untuk melanjutkan pendidikannya untuk meraih cita-citanya menjadi dokter spesialis anak.
Dalam islam, wanita dibebaskan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan umum bahkan dianjurkan, tetapi dalam batas-batas yang dibolehkan syari'at demi menjaga kehormatan wanita.
Di
saat seseorang pada umumnya menyelesaikan kuliah kedokteran hingga umur
30 tahun atau paling tidak di akhir usia 20-an menjelang 30 tahun,
tetapi gadis Muslimah Palestina ini memulai sekolah kedokterannya pada
usia 14 tahun, menurut laporan myhijab.info, seperti dilansir World Bulletin.
Menurut laporan, Ia diketahui bernama Eqbal Asa’d. Asa’d mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran dan ditetapkan sebagai dokter termuda di Dunia oleh Guinness World Records.
Setelah ini Asa’d akan pergi ke Ohio, Amerika Serikat untuk melanjutkan pendidikannya untuk meraih cita-citanya menjadi dokter spesialis anak.
Asa’d merupakan salah satu Muslimah yang berprestasi di tingkat dunia dalam dunia ilmu pengetahuan. Selain membanggakan dunia Muslim, prestasi yang diraih Muslimah seperti Asa’d membantah propaganda orang-orang kafir yang menganggap Islam mengekang bahkan melarang pendidikan bagi perempuan.
Dalam Islam, wanita dibebaskan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan umum bahkan dianjurkan, tetapi dalam batas-batas yang dibolehkan syari’at demi menjaga kehormatan wanita.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/06/12/maa-syaa-allah-gadis-palestina-ini-menjadi-dokter-termuda-di-dunia.html#sthash.EeKGi8TE.dpuf
Menurut laporan, Ia diketahui bernama Eqbal Asa’d. Asa’d mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran dan ditetapkan sebagai dokter termuda di Dunia oleh Guinness World Records.
Setelah ini Asa’d akan pergi ke Ohio, Amerika Serikat untuk melanjutkan pendidikannya untuk meraih cita-citanya menjadi dokter spesialis anak.
Asa’d merupakan salah satu Muslimah yang berprestasi di tingkat dunia dalam dunia ilmu pengetahuan. Selain membanggakan dunia Muslim, prestasi yang diraih Muslimah seperti Asa’d membantah propaganda orang-orang kafir yang menganggap Islam mengekang bahkan melarang pendidikan bagi perempuan.
Dalam Islam, wanita dibebaskan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan umum bahkan dianjurkan, tetapi dalam batas-batas yang dibolehkan syari’at demi menjaga kehormatan wanita.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/06/12/maa-syaa-allah-gadis-palestina-ini-menjadi-dokter-termuda-di-dunia.html#sthash.EeKGi8TE.dpuf
Cara Mudah Menghafal Al Quran
“ And
indeed we made the Qur’an easy to remember but who is there (to be)
Muddakir (Rememberer)?”
CARA
MUDAH MENGHAFAL ALQUR'AN
Editted by:
Heru Abu Syihab
Semoga Artikel kali ini
bermanfaat dan dapat menambah semangat kaum Muslimin untuk dapat
menyelesaikan hafalan Al Qur’an yang mulia. Selamat mencoba.
الحمد
لله والصلاة والسلام على نبينا محمد ،
وعلى آله وصحبه أجمعين
Berikut adalah metode untuk menghafal Al-Quran yang memiliki keistimewaan berupa kuatnya hafalan dan cepatnya proses penghafalan. Kami akan jelaskan metode ini dengan membawa contoh satu halaman dari surat Al-Jumu’ah:
1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali :
يُسَبِّحُ
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا
فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali:
هُوَ
الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ
آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ
الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا
مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali:
وَآَخَرِينَ
مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ
وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali:
ذَلِكَ
فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ
وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
5. Bacalah keempat ayat ini dari awal sampai akhir sebanyak 20 kali untuk mengikat/menghubungkan keempat ayat tersebut
6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali:
مَثَلُ
الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ
لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ
يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ
الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِ
اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ
الظَّالِمِينَ
7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali:
قُلْ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ هَادُوا إِنْ
زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَاءُ
لِلَّهِ مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا
الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali:
وَلَا
يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ
أَيْدِيهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ
بِالظَّالِمِينَ
9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali:
قُلْ
إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ
مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ
تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا
كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
10. Bacalah ayat kelima sampai ayat kedelepan sebanyak 20 kali untuk mengikat/menghubungkan keempat ayat tersebut
11. Bacalah ayat pertama sampai ayat kedelepan sebanyak 20 kali untuk menguatkan/meng-itqankan hafalan untuk halaman ini
Demikianlah ikuti cara ini dalam menghafal setiap halaman Al-Qur’an. Dan janganlah menghafal lebih dari seperdelapan juz dalam setiap hari agar tidak berat bagi anda untuk menjaganya.
Bagaimana cara menggabungkan antara menambah hafalan dan muraja’ah?
Janganlah anda menghafal Al-Quran tanpa proses muraja’ah/pengulangan. Hal ini dikarenakan jika anda terus menerus menambah hafalan Al-Quran lembar demi lembar hingga selesai kemudian anda ingin untuk mengulang kembali hafalan anda dari awal maka hal itu akan berat dan anda dapati diri anda telah melupakan hafalan yang lalu. Oleh karena itu, jalan terbaik (untuk menghafal) adalah dengan menggabungkan antara menambah hafalan dan muraja’ah.
Bagilah Al-Quran menjadi 3 bagian dimana setiap bagian terdiri dari 10 juz. Jika anda menghafal satu halaman setiap hari, maka ulangilah 4 halaman sebelumnya sampai anda menghafal 10 juz. Jika anda telah mencapai 10 juz, maka berhentilah selama sebulan penuh untuk muraja’ah dengan cara mengulang-ngulang 8 halaman dalam setiap harinya.
Setelah sebulan penuh muraja’ah, maka mulailah kembali untuk menambah hafalan yang baru baik satu atau dua halaman setiap harinya tergantung kemampuan serta barengilah dengan muraja’ah sebanyak 8 halaman dalam sehari.
Lakukan ini sampai anda menghafal 20 juz. Jika anda telah mencapainya, maka berhentilah dari menambah hafalan baru selama 2 bulan untuk mengulang 20 juz. Pengulangan ini dilakukan dengan mengulang 8 halaman setiap hari.
Setelah 2 bulan, mulailah kembali menambah hafalan setiap hari sebanyak satu sampai dua halaman dengan dibarengi muraja’ah/pengulangan 8 halaman sampai anda menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.
Jika anda telah selesai menghafal seluruh Al-Qur’an, ulangilah 10 juz pertama saja selama satu bulan dimana setiap hari setengah juz. Kemudian ulangilah 10 juz kedua selama satu bulan dimana setiap hari setengah juz bersamaan dengan itu ulangilah pula 8 halaman dari 10 juz pertama. Kemudian ulangilah 10 juz terakhir selama satu bulan dimana setiap hari setengah juz bersamaan dengan itu ulangilah pula 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua.
Bagaimana cara memuraja’ah/mengulang Al-Quran seluruhnya jika saya telah menyelesaikan sistem muraja’ah di atas?
Mulailah dengan memuraja’ah Al-Qur’an setiap hari sebanyak 2 juz. Ulangilah sebanyak 3 kali setiap hari hingga anda menyelesaikan Al-Qur’an setiap 2 minggu sekali. Dengan melakukan metode seperti ini selama satu tahun penuh, maka –insya Allah- anda akan dapat memiliki hafalan yang mutqin/kokoh.
Apa yang harus dilakukan setelah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dalam satu tahun?
- Setelah setahun mengokohkan hafalan Al-Qur’an dan muraja’ahnya, jadikanlah Al-Qur’an sebagai wirid harian anda sampai akhir hayat sebagaimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjadikannya sebagai wirid harian. Adalah wirid Rasulullah dengan membagi Al-Qur’an menjadi 7 bagian sehingga setiap 7 hari Al-Qur’an dapat dikhatamkan. Berkata Aus bin Hudzaifah رحمه الله: Aku bertanya pada sahabat-sahabat Rasulullah – صلى الله عليه وسلم – tentang bagaimana mereka membagi Al-Qur’an (untuk wirid harian). Mereka berkata: 3 surat, 5 surat, 7 surat, 9 surat, 11 surat, dan dari surat Qaf sampai selesai. (HR. Ahmad). Yaitu maksudnya mereka membagi wirid Al-Quran sebagai berikut:
- Hari pertama: membaca surat “al fatihah” hingga akhir surat “an-nisa”,
- Hari kedua: dari surat “al maidah” hingga akhir surat “at-taubah”,
- Hari ketiga: dari surat “yunus” hingga akhir surat “an-nahl”,
- Hari keempat: dari surat “al isra” hingga akhir surat “al furqan”,
- Hari kelima: dari surat “asy syu’ara” hingga akhir surat “yaasin”,
- Hari keenam: dari surat “ash-shafat” hingga akhir surat “al hujurat”,
- Hari ketujuh: dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-naas”.
Wirid Rasulullah – صلى الله عليه وسلم – di singkat oleh para ulama dengan perkataan: فمي بشوق (famii bisyauqi). Dimana setiap huruf dari kata ini merupakan surat awal dari kelompok surat yang dibaca setiap hari.
Bagaimana membedakan antara ayat-ayat mutasyaabih/mirip di dalam Al-Qur’an?
Cara yang paling afdhal jika anda mendapati 2 ayat yang mirip adalah dengan membuka mushaf pada setiap ayat yang mirip tersebut, lalu perhatikanlah perbedaan diantara kedua ayat tersebut kemudian berikanlah tanda yang dapat mengingatkan anda akan perbedaan itu. Lalu ketika anda memuraja’ah, perhatikanlah perbedaan yang anda tandai sebelumnya beberapa kali hingga anda mantap menghafal tentang kemiripan dan perbedaan diantara keduanya.
Kaidah-kaidah dan batasan-batasan dalam menghafal Al-Qur’an
o Wajib bagi anda menghafal dengan bantuan seorang ustadz/syeikh untuk membenarkan bacaan anda
o Hafallah 2 halaman setiap hari. Satu halaman setelah Subuh, dan satu halaman lagi sesudah Ashar atau sesudah Maghrib. Dengan cara ini, maka anda akan mampu menghafal Al-Qur’an seluruhnya dengan mutqin/kokoh dalam waktu satu tahun. Adapun jika anda menambah hafalan diatas 2 halaman setiap hari maka hafalan anda akan lemah disebabkan semakin banyaknya ayat yang harus dijaga..
o Hendaklah menghafal dari surat An-Naas sampai Al-Baqarah karena hal tersebut lebih mudah. Namun setelah selesai menghafal seluruh Al-Quran, hendaklah muraja’ah anda dimulai dari surat Al-Baqarah sampai An-Naas
o Hendaklah menghafal dengan menggunakan satu cetakan mushaf karena hal ini dapat menolong anda dalam memantapkan hafalan dan meningkatkan kecepatan dalam mengingat posisi-posisi ayat serta awal dan akhir setiap halaman Al-Qur’an.
o Setiap orang yang menghafal dalam 2 tahun pertama biasanya masih mudah kehilangan hafalannya. Masa ini dinamakan dengan Marhalah Tajmi’ (fase pengumpulan). Janganlah bersedih atas mudahnya hafalan anda hilang atau banyaknya kekeliruan anda. Karena memang fase ini merupakan fase cobaan yang sulit. Dan waspadalah, karena syaithan akan mengambil kesempatan ini untuk menggoda anda agar berhenti dari menghafal Al-Qur’an. Maka janganlah perdulikan rasa was-was syaithan tersebut dan teruskan menghafal karena sesungguhnya itu adalah harta yang sangat berharga yang tidak diberikan pada setiap orang.
PENTINGGGGG!!!!!!!!
Ada 3 prinsip (Three P)
yang harus difungsikan oleh ikhwan/akhwat kapan dan dimana saja
berada sebagai sarana pendukung keberhasilan dalam menghafal al
qur’an. 3P (Three P) tersebut adalah:
1. Persiapan (Isti’dad)
Kewajiban utama penghafal
al-qur’an adalah ia harus menghafalkan setiap harinya minimal satu
halaman dengan tepat dan benar dengan memilih waktu yang tepat untuk
menghafal seperti:
a. Sebelum tidur malam
lakukan persiapan terlebih dahulu dengan membaca dan menghafal satu
halaman secara grambyangan (jangan langsung dihafal secara mendalam).
b. Setelah bangun tidur
hafalkan satu halaman tersebut dengan hafalan yang mendalam dengan
tenang lagi konsentrasi
c. Ulangi terus hafalan
tersebut (satu halaman) sampai benar-benar hafal diluar kepala
2. Pengesahan (Tashih/setor)
Setelah dilakukan persiapan
secara matang dengan selalu mengingat-ingat satu halaman tersebut,
berikutnya tashihkan (setorkan) hafalan antum kepada ustad/ustadzah.
Setiap kesalahan yang telah ditunjukkan oleh ustad, hendaknya
penghafal melakukan hal-hal berikut:
a. Memberi tanda kesalahan
dengan mencatatnya (dibawah atau diatas huruf yang lupa)
b. Mengulang kesalahan
sampai dianggap benar uoleh ustad.
c. Bersabar untuk tidak
menambah materi dan hafalan baru kecuali materi dan hafalan lama
benar-benar sudah dikuasai dan disahkan
3. Pengulangan (Muroja’ah/Penjagaan)
Setelah setor jangan
meninggalkan tempat (majlis) untuk pulang sebelum hafalan yang telah
disetorkan diulang beberapa kali terlebih dahulu (sesuai dengan
anjuran ustad/ustadzah) sampai ustad benar-benar mengijinkannya
II. Syarat Utama Untuk Memudahkan Hafalan
1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah.
2. Berniat mendekatkan diri
kepada Allah dengan menjadi hamba-hamba pilihanNya yang menjaga
al-qur’an.
3. Istiqomah sampai ajal
musamma.
4. Menguasai bacaan
al-qur’an dengan benar (tajwid dan makharij al huruf).
5. Adanya seorang
pembimbing dari ustad/ustadzah (al-hafidz/al-hafidzah).
6. Minimal sudah pernah
khatam al-qur’an 20 kali (dengan membaca setiap ayat 5 kali).
7. Gunakan satu jenis
mushaf al-qur’an (al-qur’an pojok).
8. Menggunakan
pensil/bolpen/stabilo sebagai pembantu.
9. Memahami ayat yang akan
dihafal
III. Macam-macam Metode Menghafal
A. Sistem Fardhi
Ikuti langkah ini dengan
tartib (urut):
1. Tenang dan tersenyumlah,
jangan tegang.
2. Bacalah ayat yang akan
dihafal hingga terbayang dengan jelas kedalam pikiran dan hati.
3. Hafalkan ayat tersebut
dengan menghafalkan bentuk tulisan huruf-huruf dan tempat-tempatnya.
4. Setelah itu pejamkan
kedua mata dan.
5. Bacalah dengan suara
pelan lagi konsentrasi (posisi mata tetap terpejam dan santai).
6. Kemudian baca ayat
tersebut dengan suara keras (posisimata tetap terpejam dan jangan
tergesa-gesa).
7. Ulangi sampai 3x atau
sampai benar-benar hafal.
8. Beri tanda pada kalimat
yang dianggap sulit dan bermasalah (garis bawah/distabilo).
9. Jangan pindah kepada
hafalan baru sebelum hafalan lama sudah menjadi kuat.
Penggabungan ayat-ayat yang sudah dihafal
Setelah anda hafal ayat
pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat ketiga akan tetapi harus
digabungkan terlebih dahulu antara keduanya dengan mengikuti
langkah-langkah berikut ini:
1. Bacalah ayat pertama dan
kedua sekaligus dengan suara pelan lagi konsentrasi.
2. Kemudian bacalah
keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi dan tenang.
3. Ulangi kedua ayat
tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar-benar kuat.
Begitulah seterusnya, pada
tiap-iap dua tambahan ayat baru harus digabungkan dengan ayat
sebelumnya sehingga terjadi kesinambungan hafalan.
4. Mengulang dari ayat
belakang ke depan. Dan dari depan ke belakang.
5. Semuanya dibaca dengan
suara hati terlebih dahulu kemudian dengan suara keras (mata dalam
keadaan tertutup).
6. Begitu seterusnya.
Setiap mendapatkan hafalan baru, harus digabungkan dengan
ayat/halaman/juz sebelumya.
B. Sistem Jama’i.
Sistem ini menggunakan
metode baca bersama, yaitu dua/tiga orang (partnernya) membaca
hafalan bersama-sama secara jahri (keras) dengan:
a. Bersama-sama baca keras.
b. Bergantian membaca
ayat-an dengan jahri. Keika partnernya membaca jahr dia harus membaca
khafi (pelan) begitulah seterusnya dengan gantian.
Sistem ini dalam satu majlis diikuti oleh maksimal 12 peserta, dan minimal 2 peserta. Settingannya sebagai berikut:
Sistem ini dalam satu majlis diikuti oleh maksimal 12 peserta, dan minimal 2 peserta. Settingannya sebagai berikut:
a. Persiapan:
1. Peserta mengambil tempat
duduk mengitari ustad/ustadzah.
2. Ustad/ustadzah
menetapkan partner bagi masing-masing peserta.
3. Masing-masing pasangan
menghafalkan bersama partnernya sayat baru dan lama sesuai dengan
instruksi ustad/ustadzah.
4. Setiap pasangan maju
bergiliran menghadap ustad/ustadzah untuk setor halaman baru dan
muroja’ah hafalan lama.
b. Setoran ke ustad/
ustadzah:
1. Muroja’ah: 5 halaman
dibaca dengan sistem syst-an (sistem gantian). Muroja’ah dimulai
dari halaman belakang (halaman baru) kearah halaman lama.
2. Setor hafalan baru:
a. Membaca seluruh
ayat-ayat yang baru dihafal secara bersama-sama.
b. Bergiliran baca (ayatan)
dengan dua putaran. Putaran pertama dimulai dari yang duduk disebelah
kanan dan putaran kedua dimulai dari sebelah kiri.
c. Membaca bersama-sama
lagi, hafalan baru yang telah dibaca secara bergantian tadi.
3. Muroja’ah tes juz 1,
dengan sistem acakan (2-3x soal). Dibaca bergiliran oleh
masing-masing pasangan. Ketika peserta sendirian tidak punya partner,
atau partnernya sedang berhalangan
hadir, maka ustad wajib menggabungkannya dengan kelompok lain yang kebetulan juz,
halaman dan urutannya sama, jika hafalannya tidak sama dengan kelompok lain maka ustad hendaknya menunjuk salah seorang peserta yang berkemampuan untuk suka rela menemani.
hadir, maka ustad wajib menggabungkannya dengan kelompok lain yang kebetulan juz,
halaman dan urutannya sama, jika hafalannya tidak sama dengan kelompok lain maka ustad hendaknya menunjuk salah seorang peserta yang berkemampuan untuk suka rela menemani.
c. Muroja’ah ditempat:
1. Kembali ketempat semula.
2. Mengulang bersama-sama
seluruh bacaan yang disetorkan baik muroja’ah maupun hafalan baru,
dengan sistem yang sama dengan setoran.
3. Menambah hafalan baru
bersama-sama untuk disetorkan pada pertemuan berikutnya.
4. Jangan tinggalkan majlis
sebelum mendapat izin ustad/ustadzah.
IV. Keistimewaan sistem jama’i
1. Cepat menguasai bacaan
al-qur’an dengan benar.
2. Menghilangkan perasaan
grogi dan tidak PD ketika baca al-qur’an didepan orang lain.
3. Melatih diri agar tidak
gampang tergesa-gesa dalam membaca.
4. Mengurangi beban berat
menghafal al-qur’an.
5. Melatih untuk menjadi
guru dan murid yang baik.
6. Menguatkan hafalan lama
dan baru.
7. Semangat muroja’ah dan
menambah hafalan baru.
8. Meringankan beban ustad.
9. Kesibukannya selalu
termotivasi dengan al-qur’an.
10. Mampu berda’wah
dengan hikmah wa al-mau’idhah al-hasanah.
11. Siap untuk dites dengan
sistem acakan.
12. Siap menjadi
hamba-hamba Allah yang berlomba menuju kebaikan.
V. Jaminan
1. Hafalan al-qur’an
lanyah dan lancar dalam masa tempo yang sesingkat-singkatnya. (perlu
bukti, admin imm).
2. Sukses dan bahagia di
dunia dan akhirat.
3. Pilihan Allah dan
memperoleh surga ‘adn diakhirat nanti (surah fatir:23-24)
VI. Metode Muroja’ah (Pengulangan dan penjagaan fardhi atau jama’i)
Ayat-ayat al-qur’an hanya
akan tetap bersemayam didalam hati utu al-‘ilm jika ayat-ayat yang
dihafal selalu diingat, diulang dan dimuroja’ah.
Berikut ini cara muroja’ah:
1. Setelah hafal setengah
juz/satu juz, harus mampu membaca sendiri didepan ustad/ustadzah dan
penampilan.
2. Setiap hari membaca
dengan suara pelan 2 juz. Membaca dengan suara keras (tartil) minimal
2 juz setiap hari.
3. Simakkan minimal
setengah juz setiap hari kepada teman/murid/jama’ah/istri/
suami dst.
suami dst.
4. Ketika lupa dalam
muroja’ah maka lakukan berikut ini:
• Jangan langsung melihat
mushaf, tapi usahakan mengingat-ingat terlebih dahulu.
• Ketika tidak lagi mampu
mengingat-ingat, maka silahkan melihat mushaf
dan,
dan,
• Catat penyebab
kesalahan. Jika kesalahan terletak karena lupa maka berilah tanda
garis bawah. Jika kesalahan terletak karena faktor ayat mutasyabihat
(serupa dengan ayat lain) maka tulislah nama surat/no./juz ayat yang
serupa itu di halaman pinggir (hasyiyah).
Metode
Menghafal Al-Quran 10 Menit
Perbaiki dan luruskan niat
menghafal Al-Quran hanya untuk Allah SWT, perbanyak doa, jauhi jauhi
maksiat, kuatkan azam (tekad) dan istiqamah dalam menghafal dan
murajaah.
Pertama : 10 menit setelah
shalat subuh (3 baris atau kira-kira 20 kata) 1/5 pertama dari satu
halaman.
Kedua : 10 menit setelah
shalat zhuhur (3 baris atau kira-kira 20 kata) 1/5 kedua dari satu
halaman.
Ketiga : 10 menit setelah
shalat ashar (3 baris atau kira-kira 20 kata) 1/5 ketiga dari satu
halaman.
Keempat : 10 menit setelah
shalat maghrib (3 baris atau kira-kira 20 kata) 1/5 keempat dari satu
halaman.
Kelima : 10 menit setelah
shalat isya (3 baris atau kira-kira 20 kata) 1/5 kelima dari satu
halaman.
Keenam : Dan yang terakhir
10 menit setelah shalat witir untuk melakukan muraja’ah
(pengulangan) yang telah kamu hafal sejak subuh tadi. Dengan demikian
anda telah melalui hari ini dengan menghafal Al-Quran satu halaman
penuh.
Selanjutnya luangkan waktu
khusus, seperti hari jumat, untuk melakukan murajaah hafalan yang
telah anda lakukan dalam satu pekan ini.
Dengan demikian atas izin Allah anda telah berhasil menuntaskan hafalan setengah juz dalam tempo 10 hari.
Dengan demikian atas izin Allah anda telah berhasil menuntaskan hafalan setengah juz dalam tempo 10 hari.
Cintailah Anakmu Selamanya!
MuslimahZone.com – Pada saatnya, anak-anak akan
pergi, meninggalkan kita, sepi. Mereka bertebaran di muka bumi untuk
melaksanakan tugas hidupnya, berpencar, berjauhan.
Sebagian di antara mereka mungkin ada yang memilih untuk berkarya dan
tinggal di dekat kita agar dapat berkhidmat kepada kita. Mereka
merelakan terlepasnya sebagian kesempatan untuk meraih dunia karena
ingin meraih kemuliaan akhirat dengan menemani dan melayani kita.
Tetapi pada saatnya, kita pun akan pergi meninggalkan mereka. Entah kapan. Pergi dan tak pernah kembali lagi ke dunia ini.
Sebagian diantara kematian adalah perpisahan yang sesungguhnya;
berpisah dan tak pernah lagi berkumpul dalam kemesraan penuh cinta.
Orangtua dan anak hanya berjumpa di hadapan mahkamah Allah Ta’ala,
saling menjadi musuh satu sama lain, saling menjatuhkan. Anak-anak yang
terjungkal ke dalam neraka itu tak mau menerima dirinya tercampakkan
sehingga menuntut tanggungjawab orangtua yang telah mengabaikan
kewajibannya mengajarkan agama.
Adakah itu termasuk kita? Alangkah besar kerugian di hari itu jika
anak dan orangtua saling menuntut di hadapan mahkamah Allah Ta’ala.
Lalu, apakah yang sudah kita persiapkan untuk mengantarkan anak-anak pulang ke kampung akhirat? Dan dunia ini adalah ladangnya…
Adakah kita benar-benar mencintai anak kita? Kita usap anak-anak kita
saat mereka sakit. Kita tangisi mereka saat terluka. Tapi adakah kita
juga khawatiri nasib mereka di akhirat?
Kita bersibuk menyiapkan masa depan mereka. Bila perlu sampai letih
badan kita. Tapi adakah kita berlaku sama untuk “masa depan” mereka yang
sesungguhnya di kampung akhirat?
Tengoklah sejenak anakmu. Tataplah wajahnya. Adakah engkau relakan wajahnya tersulut api neraka hingga melepuh kulitnya?
Ingatlah sejenak ketika engkau merasa risau melihat mereka bertengkar
dengan saudaranya. Adakah engkau bayangkan ia bertengkar denganmu di
hadapan mahkamah Allah Ta’ala karena lalai menanamkan tauhid di dalam
dirinya?
Maka, cintai anakmu untuk selamanya! Bukan hanya untuk hidupnya di
dunia. Cintai mereka sepenuh hati untuk suatu masa ketika tak ada
sedikit pun pertolongan yang dapat kita harap kecuali pertolongan Allah
Ta’ala.
Cintai mereka dengan pengharapan agar tak sekadar bersama saat di
dunia, lebih dari itu dapat berkumpul bersama di surga. Cintai mereka
seraya berusaha untuk mengantarkan mereka meraih kejayaan, bukan hanya
untuk karirnya di dunia yang sesaat.
Lebih dari itu untuk kejayaannya di masa yang jauh lebih panjang, masa yang tak bertepi (akhirat).
Rabu, 11 Juni 2014
Keajaiban selalu Datang akibat Buah Kebaikan
SENJA sore lamat-lamat mulai menghilang dan berganti
petang. Tak lama kemudian, adzan Maghrib berkumandang dari sebuah
Masjid di wilayah perumahan Semolowaru Elok Surabaya.
Beberapa jamaah di sekitar masjid mulai berbondong-bondong datang
guna menunaikan shalat jamaah, termasuk seorang warga sebut saja namanya
Sholeh.
“Sudah menjadi rutinitas warga Muslim di sini, menunaikan ibadah shalat Magrib secara berjama’ah,” katanya pada hidayatullah.com hari itu.
Menurut salah satu jama’ah yang rumahnya berada di Blok R, tepat di
sebelah selatan masjid ini, tak kurang dari 3 hingga 4 shaf jama’ah
yang menunaikan sholat Magrib di masjid tersebut saban harinya.
Umumnya, jamaah shalat berasal dari warga muslim sekitar perumahan.
Meski tak sedikit pula dari warga luar yang singgah sejenak untuk ikut
melaksanakan shalat.
2 Juta dapat Kijang Inova
Usahai shalat, perlahan-lahan jamaah mulai hilang satu-demi satu.
Masjid mulai sepi kembali. Sementara Sholeh mengajak hidayatullah.com
mampir ke rumahnya yang berada tak jauh dari masjid.
Di sebuah ruang mini berukuran 6×3 meter yang merupakan serambi
rumahnya, Sholeh menceritakan perjalanan hidupnya yang dinilai selalu
ada keajaiban.
Ia mengawali kisah hidup dan usahanya, Meski ia telah memiliki sebuah
usaha percetakan, ia mengaku istrinya tetap bekerja luar rumah, di
sebuah perkantoran.
“Saya kasihan dengan istri saya, dulu di saat istri saya masih
bekerja. Jarak kantor istri dengan rumah kami tinggal lumayan cukup
jauh, “ ujar Sholeh.
Dengan berbekal dengan motor istrinya menempuh perjalanan cukup
melelahkan, melawan terik mentari yang menyengat kulit. Bahkan
menurutnya, tak jarang istrinya kehujanan, ujar pria yang kini memiliki
dua orang anak ini.
Berawal dari situlah ia berkeinginan untuk bisa membelikan istrinya
sebuah mobil, meski ia tahu bahwa dirinya belum mampu, karena kondisi
keuangan masih sangat pas-pasan.
Untuk mengawali keinginannya, satu-satunya cara adalah menjual salah
satu motornya. Dengan niat akan ia gunakan sebagai tambahan DP (Dawn Payment), untuk membeli mobil.
Belum sempat motornya laku dijual, tiba-tiba ada seorang karyawan di
usaha percetakannya tertarik ingin membelinya, sebut saja namanya Ramli.
Ramli pun menyatakan keinginannya untuk membeli motor itu.
“Berapa uang yang kamu punya?” tanya Sholeh kepada Ramli.
“Cuma 2 juta aja pak, ini juga sebetulnya tabungan saya untuk
persiapan biaya kelahiran istri saya. Tapi gimana lagi, saya juga butuh
motor untuk transportasi,” jawab Ramli.
Mendengar hal itu, istri Sholeh menyuruhnya memberikan motor tersebut
kepada Ramli secara cuma-cuma. Alasan sang istri, Ramli sudah lama
bekerja bersama suaminya.
“Inilah salah satu balas budi kita,” ujar sang istri kepada Sholeh.
Namun, rupanya Sholeh punya pemikiran yang berbeda. Bukannya ia tak mau memberikan motor itu secara gratis kepada Ramli.
Tapi ia ingin mengajarkan Ramli tentang usaha keras tatkala kita
ingin memiliki sesuatu. Bukan hanya mengandalkan pemberian orang lain.
Sholeh pun menerima akhirnya menerima uang 2 juta dari Ramli sebagai DP.
“Kekurangannya bisa dicicil saja,” demikian kata Sholeh pada Ramli.
Setelah transaksi dilakukan, motor diserahkan kepada Ramli. Dan uang 2
juta dari Ramli disimpan Sholeh dan tidak digunakan sama sekali. Namun
ia punya keingina, suatu saat nanti, uang itu akan ia kembalikan lagi
pada Ramli.
Rupanya selang beberapa hari setelah transaksi, istri Ramli yang
tengah hamil tua melahirkan. Ramli pun kembali menghadap Sholeh untuk
meminjam uang guna membayar semua biaya persalinan istrinya.
Sholeh memberikan pinjaman kepada Ramli sebesar 2 juta (uang DP motor dari Ramli yang masih ia simpan beberapa hari yang lalu).
Beberapa hari kemudian, ternyata Ramli sudah bisa mengembalikan uang 2
juta itu. Namun saat Ramli mengembalikan uang itu, Sholeh
mengembalikan uangnya.
“Pakai saja uang itu untuk kebutuhan istri dan anakmu yang baru
lahir, kamu tidak usah lagi melunasi kekurangannya. Motornya pun juga
sudah jadi milikmu,” kata Sholeh pada Ramli.
Usai memberikan uang 2 juta kepada Ramli, praktis Sholeh tak memiliki
uang sebagai DP membeli mobil, sebagaimana yang selama ini ia
bayangkan. Meski demikian, ada kegembiraan dalam hatinya telalah
menolong dan memudahkan seseorang, apalagi itu karyawannya sendiri.
Untung tak bisa diraih, malang tak bisa ditolak. Belum sempat ia berfikir jaug, tiba-tiba Allah mengirim seseorang ke rumahnya.
Seseorang itu, tiba-tiba 5 order percetakan dengan nilai cukup besar.
“Subhanallah, 5 orderan itu senilai satu unit mobil yang saya
impikan. Bahkan ada kelebihan yang bisa saya tabung,” kata Sholeh dengan
mata berbinar kepada hidayatullah.com.
“Inilah The Miracle of Allah (keajaiban hanya milik
Allah,red) yang benar-benar nyata menghampiriku. Disaat saya butuh dan
ingin sekali membeli mobil untuk istri saya, Allah pun mengabulkannya.
Ini tak lepas juga dari doa yang terus saya panjatkan setiap usai shalat
baik fardhu maupun sunnah,” ujarnya.
Sholeh-pun percaya, keajaiban selalu mampir dan bersama orang-orang yang selalu berbuat baik dan kebajikan.*/Kisah ini diceritakan langsung oleh Sholeh pada Achmad Fazeri, koresponden hidayatullah.com
14 Amalan penyubur iman
BARANGSIAPA mengerjakan amal shalih, baik laki-laki
maupun perempuan, sedangkan ia beriman, maka sesungguhnya akan Kami
karuniakan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
mereka lakukan,” demikian kutipan Al Quran Surat An-Nahl : 97.
Ada banyak amalan-amalan yang bisa menjaga suburnya iman. Di bawah ini ada 14 amalan harian penyubur iman.
R1. Dzikir Pagi dan Petang
وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ
مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلاَ تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan
rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang
dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf :
205)
2. Rutin Shalat Dhuha
“Pada pagi hari setiap persendian kalian diwajibkan sedekah, setiap
ucapan tasbih itu bernilai satu sedekah, setiap kalimat tahmid itu
bernilai satu sedekah, satu ucapan tahlil bernilai satu sedekah, satu
ucapan takbir bernilai satu sedekah. memerintah yang ma’ruf satu
sedekah, mencegah yang mungkar satu sedekah. Dan semua itu bisa diganti
dengan dua raka’at shalat dhuha.” (HR. Muslim)
3. Shalat Jamaah Tepat Waktu
“Kalau saja manusia tahu pahala panggilan shalat dan
shaf awal, kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya selain harus
dengan mengundi, pasti mereka akan mengundi.” (HR. Muslim)
4. Menjaga Shalat Rawatib
“Tidaklah seorang hamba melakukan shalat sunnah dengan ikhlas lillahi
ta’ala setiap hari sebanyak 12 rakaat, melainkan pasti Allah akan
membangunkan rumah di surga.” (HR. Muslim)
5. Membaca Al-Qur’an
“Bacalah al-Qur’an karena sesungguhnya Al-Qur’an akan datang sebagai
pemberi syafaat bagi sahabatnya (orang yang rajin qira’ah qur’an).” (HR.
Muslim)
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka ia mendapat
satu kebaikan dan setiap kebaikan mempunyai sepuluh kelipatan pahala.
Aku tidak mengatakan Alif laam mim itu satu huruf, tapi aliif satu
huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf.” (HR: Tirmidzi)
6. Berusaha dalam Kondisi Suci
“Siapa yang berwudhu dan membaguskan wudhunya, kesalahan-kesalahannya
akan keluar dari jasadnya, bahkan sampai keluar dari ujung-ujung
kukunya.” (HR. Muslim)
7. Sedekah Harian
“Seorang lelaki datang menemui rasulullah shalallahu alaihi wasallam
dan bertanya,”Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?”
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjawab, “Bersedekahlah saat kau
dalam kondisi sehat,kikir, takut miskin, dan sedang berharap menjadi
kaya, tidak menunda sampai nyawa sampai di tenggorokan baru kau
berkata,”Aku sedekahkan ini untuk si fulan segini,” padahal itu sudah
menjadi bagian si fulan (ahli warisnya).” (HR. Bukhari)
8. Membaca
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ
“Katakanlah (wahai Muhammad) adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS: Az-Zummar: 9)
9. Istighfar
“Demi Allah, aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari.” (HR. Muslim)
10. Berwudu sebelum Tidur
Banyak hadits yang menunjukkan Rasululllah menganjurkan untuk bersuci
sebelum tidur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Apabila engkau hendak tidur, berwudhulah sebagaimana wudhu ketika
hendak shalat. Kemudian berbaringlah miring ke kanan, dan bacalah
اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ ،
وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ ، لَا
مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ ، اللَّهُمَّ آمَنْتُ
بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
“Ya Allah, aku tundukkan wajahku kepada-Mu, aku pasrahkan urusanku
kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu, karena rasa takut dan
penuh haram kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan
diri dari hukuman-Mu kecuali kepada-Mu. Ya Allah, aku beriman kepada
kitab-Mu yang telah Engkau turunkan, dan kepada nabi-Mu yang telah
Engkau utus
Jika kamu mati di malam itu, kamu mati dalam keadaan fitrah. Jadikanlah doa itu, sebagai kalimat terakhir yang engkau ucapkan sebelum tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika kamu mati di malam itu, kamu mati dalam keadaan fitrah. Jadikanlah doa itu, sebagai kalimat terakhir yang engkau ucapkan sebelum tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah menyebutkan keutamaan berwudhu sebelum tidur. Orang yang berwudhu sebelum tidur, akan didoakan malaikat.
“Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan
bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat
berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan
suci.’” (HR. Ibn Hibban)
11. Witir sebelum Tidur
“Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata,”Kekasihku (rasulullah
shalallahu alaihi wasalla) mewasiatkan padaku agar melaksanakan shaum
tiga hari setiap bulan, dua rakaat dhuha dan shalat witir sebelum
tidur.” (Muttafaq `Alaih)
12. Shalat Malam (Qiyamul Lail)
Hadist menyebutkan waktu-waktu paling diijabahnya doa adalah
sepertiga malam terakhir. Sepertiga malam terakhir sesungguhnya mampu
membuat fikiran ini tenang hingga dapat melahirkan ide-ide yang positif
dan bermanfaat. Rasulullah telah mengajarkan kepada kita bahwa shalat
malam itu adalah sebagai tanda syukur kita kepada Allah.
Abdullah Ibn Muslin berkata, “Kalimat yang pertama kali ku dengar
dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saat itu adalah, “Hai
sekalian manusia! Sebarkanlah salam, bagikanlah makanan, sambunglah
silaturahmi, tegakkan lah shalat malam saat manusia lainnya sedang
tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah)
“Hendaklah kalian bangun malam. Sebab hal itu merupakan kebiasaan
orang-orang saleh sebelum kalian. Wahana pendekatan diri pada Allah Swt,
penghapus dosa, dan pengusir penyakit dari dalam tubuh.” (HR.
At-Tarmidzi)
13. Shalat Fajar
Dari Aisyah Radhiallahu Anhu, mengatakan, bahwa shalat sunah yang tak
pernah ditinggalkan Nabi adalah shalat sunah qabliyah Subuh.
Shalat ini dinamakan shalat Fajar, karena shalat ini dilaksanakan tepat setelah terbit fajar, sebelum pelaksanaan shalat Subuh.
لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَيْءٍ
مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَكْعَتَيِ الفَجْرِ
“Tidak ada shalat sunah yang lebih diperhatikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari pada dua rakaat fajar.” (HR. Bukhari)
Rasulullah bersabda, “Dua rakaat (Sunnah) sebelum Fajar lebih baik daripada dunia dan segenap isinya.“ (HR. Muslim).
14. Shalat Subuh Berjamaah di Masjid
Shalat Subuh adalah shalat yang paling berat, khususnya berjamaah di
masjid. Namun justru di situlah letak keutamaannya. Usman bin Affan
berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ
اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى
اللَّيْلَ كُلَّهُ
“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah
shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh
berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR.
Muslim no. 656).*
قصة قبل النوم
قصة قبل النوم"
حكي أن :
ابنة هولاكو زعيمِ التتار كانت تطوف في بغداد فرأت جمعاً من الناس يلتفـون على رجل منهم،
فسألت عنه ...
فإذا هو عالم من علماء المسلمين، فأمرت بإحضاره، فلما مثل بين يديها سألته: ألستم المؤمنين بالله ؟
قال : بلى.
قالت: ألا تزعمون أن الله يؤيد بنصره من يشاء؟
قال : بلى.
قالت: ألم ينصرنا الله عليكم؟ قال : بلى.
قالت: أفلا يعني ذلك أننا أحب إلى الله منكم ؟
قال: لا. قالت: لم؟!
قال: ألا تعرفين راعي الغنم ؟ قالت : بلى.
قال: ألا يكون مع قطيعه بعض الكلاب؟ قالت: بلى.
قال: ما يفعل الراعي إذا شردت بعض أغنامه ، وخرجت عن سلطانه؟ قالت: يرسل عليها كلابه لتعيدها إلى سلطانه.
قال: كم تستمر في مطاردة الخراف؟ قالت: ما دامت شاردة.
" قال: فأنتم أيها التتار كلاب الله في أرضه وطالما بقينا شاردين عن منهج الله وطاعته فستبقون ورائنا حتى نعود إليه جل وعلا "
" اللهم اجمع شتاتنا، و وحد على كلمتك رايتنا
حكي أن :
ابنة هولاكو زعيمِ التتار كانت تطوف في بغداد فرأت جمعاً من الناس يلتفـون على رجل منهم،
فسألت عنه ...
فإذا هو عالم من علماء المسلمين، فأمرت بإحضاره، فلما مثل بين يديها سألته: ألستم المؤمنين بالله ؟
قال : بلى.
قالت: ألا تزعمون أن الله يؤيد بنصره من يشاء؟
قال : بلى.
قالت: ألم ينصرنا الله عليكم؟ قال : بلى.
قالت: أفلا يعني ذلك أننا أحب إلى الله منكم ؟
قال: لا. قالت: لم؟!
قال: ألا تعرفين راعي الغنم ؟ قالت : بلى.
قال: ألا يكون مع قطيعه بعض الكلاب؟ قالت: بلى.
قال: ما يفعل الراعي إذا شردت بعض أغنامه ، وخرجت عن سلطانه؟ قالت: يرسل عليها كلابه لتعيدها إلى سلطانه.
قال: كم تستمر في مطاردة الخراف؟ قالت: ما دامت شاردة.
" قال: فأنتم أيها التتار كلاب الله في أرضه وطالما بقينا شاردين عن منهج الله وطاعته فستبقون ورائنا حتى نعود إليه جل وعلا "
" اللهم اجمع شتاتنا، و وحد على كلمتك رايتنا
Kamis, 05 Juni 2014
Sayangi yang Ada di Bumi, Engkau Disayangi Penduduk Langit
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ لَا يَرْحَمْ مَنْ فِي الْاَرْضِ لَا يَرْحَمْهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ –الطبراني
Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, ”Barangsiapa tidak menyayangi siapa (yang berada) di bumi maka tidak menyayanginya siapa (yang berada) di langit”. (Riwayat Ath Thabarani, dan dishahihkan oleh Al Hafidz As Suyuthi)
Al Allamah Al Munawi menjelaskan bahwa yang
dalam riwayat yang lain disebutkan penduduk langit sebagai ganti
daripada siapa (yang berada) di langit.
Dalam syarh Al Hikam disebutkan,
bahwa seseorang bermimpi bertemu dengan dengan saudaranya yang telah
wafat, kemudian ia pun bertanya mengenai perihalnya, ”Apa yang telah
Allah lakukan terhadapmu?” Saudaranya itu pun menjawab,”Allah
mengampuniku dan menyayangiku, hal itu disebabkan saat aku melalui
jalanan di Baghdad dalam keadaan hujan deras, aku menyaksikan seekor
kucing kedinginan, aku pun merasa kasihan lalu aku ambil dia dan
kuletakkan dibalik pakaiannku.”
Demi Karakter Fiktif Slender Man, 2 Remaja Putri Tusuk Temannya 19 Kali
Dua
remaja putri berusia 12 tahun di negara bagian Wisconsin, Amerika
Serikat, menusuk temannya sendiri demi sesosok karakter fiktif online
Slender Man.
Morgan Geyser dan Anissa Weier dijerat pasal upaya pembunuhan dengan ancaman penjara 65 tahun.
Korban yang tidak disebutkan namanya ditusuk 19 kali oleh kedua remaja putri itu pada hari Sabtu (31/5/2014), lalu ditinggal sendirian di hutan.
Kedua gadis remaja itu dilaporkan sengaja merencanakan kejahatannya demi menunjukkan dedikasinya kepada Slender Man (Slenderman), karakter fiktif yang muncul di cerita-cerita khayalan di laman situs Creepypasta.
Korban, yang juga berusia 12 tahun, ditemukan oleh seorang pengendara sepeda pada hari Sabtu lalu, ketika merangkak keluar dari rimbun pepohonan dengan luka tusuk di bagian lengan, kaki dan badannya.
Korban dilaporkan dalam kondisi stabil Senin malam oleh media-media setempat, lansir BBC Rabu (3/6/2014).
Menurut polisi, kedua pelaku ditemukan kemudian sedang berjalan di dekat jalan raya setempat. Satu bilah pisau ditemukan di ransel salah satu remaja putri itu.
Awalnya kedua remaja itu berencana menusuk korban saat bermalam di rumah salah satu teman sekelas itu. Tetapi, mereka kemudian memutuskan untuk menusuk teman sekolahnya keesokan pagi di hutan taman nasional terdekat.
Saat diinterogasi petugas, kedua gadis belia itu mengaku percaya kepada tokoh paranormal fiktif Slender Man dan ingin menjadi “sekutunya” dengan cara membunuh guna menunjukkan kesetiaan mereka.
Setelah melakukan aksinya, kata polisi, keduanya bermaksud pergi ke tempat kediaman Slender Man, yang mereka yakini ada di Hutan Nasional Nicolet, Wisconsin.
Kedua pelaku ditahan dengan uang jaminan US$500.000. Mempertimbangkan kejahatan berdarah dingin yang dilakukannya, mereka kemungkinan akan diadili dan diperlakukan sebagaimana pelaku kejahatan dewasa.
Dalam pernyataannya, pengelola situs Creepypasta menyampaikan duka cita kepada korban dan keluarga atas peristiwa mengerikan itu, tetapi mereka bersikukuh menyatakan bukan kesalahan pihaknya kejahatan keji itu terjadi.*
Morgan Geyser dan Anissa Weier dijerat pasal upaya pembunuhan dengan ancaman penjara 65 tahun.
Korban yang tidak disebutkan namanya ditusuk 19 kali oleh kedua remaja putri itu pada hari Sabtu (31/5/2014), lalu ditinggal sendirian di hutan.
Kedua gadis remaja itu dilaporkan sengaja merencanakan kejahatannya demi menunjukkan dedikasinya kepada Slender Man (Slenderman), karakter fiktif yang muncul di cerita-cerita khayalan di laman situs Creepypasta.
Korban, yang juga berusia 12 tahun, ditemukan oleh seorang pengendara sepeda pada hari Sabtu lalu, ketika merangkak keluar dari rimbun pepohonan dengan luka tusuk di bagian lengan, kaki dan badannya.
Korban dilaporkan dalam kondisi stabil Senin malam oleh media-media setempat, lansir BBC Rabu (3/6/2014).
Menurut polisi, kedua pelaku ditemukan kemudian sedang berjalan di dekat jalan raya setempat. Satu bilah pisau ditemukan di ransel salah satu remaja putri itu.
Awalnya kedua remaja itu berencana menusuk korban saat bermalam di rumah salah satu teman sekelas itu. Tetapi, mereka kemudian memutuskan untuk menusuk teman sekolahnya keesokan pagi di hutan taman nasional terdekat.
Saat diinterogasi petugas, kedua gadis belia itu mengaku percaya kepada tokoh paranormal fiktif Slender Man dan ingin menjadi “sekutunya” dengan cara membunuh guna menunjukkan kesetiaan mereka.
Setelah melakukan aksinya, kata polisi, keduanya bermaksud pergi ke tempat kediaman Slender Man, yang mereka yakini ada di Hutan Nasional Nicolet, Wisconsin.
Kedua pelaku ditahan dengan uang jaminan US$500.000. Mempertimbangkan kejahatan berdarah dingin yang dilakukannya, mereka kemungkinan akan diadili dan diperlakukan sebagaimana pelaku kejahatan dewasa.
Dalam pernyataannya, pengelola situs Creepypasta menyampaikan duka cita kepada korban dan keluarga atas peristiwa mengerikan itu, tetapi mereka bersikukuh menyatakan bukan kesalahan pihaknya kejahatan keji itu terjadi.*
Senin, 02 Juni 2014
الوعد الرباني
اللهُم ﻻ تحرمنيّ خيرك بِ قلةَ شُكريّ وُﻻ تخذُلنيّ بِ قلةَ صبريّ وُﻻ تحاسبنيّ بِ قلةَ إستغفاريّ"
~ الوعود الربانية الأربعة احفظها :
1-لئن شكرتم لأزيدنكم
٢-فاذكروني أذكركم
٣-ادعوني استجب لكم
٤-وما كان الله معذبهم وهم يستغفرون .
~ الوعود الربانية الأربعة احفظها :
1-لئن شكرتم لأزيدنكم
٢-فاذكروني أذكركم
٣-ادعوني استجب لكم
٤-وما كان الله معذبهم وهم يستغفرون .
~ اللهمَّ مغفرتكَ أوسعُ من ذنوبي و رحمتكَ أرجى عندي من عملي ، سبحانكَ
لا إلهَ غيركَ اغفرْ لي ولوالدي ولأهلي للمسلمين ذنوبنا و أصلحْ لي ولأهلي
وللمسلمين أعمالنا إنك تغفر الذنوبَ لمن تشاء .
برحمتك يا ارحم الراحمين وصلّي اللهم وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
برحمتك يا ارحم الراحمين وصلّي اللهم وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
WHY........?????
A British man came to Sheikh and asked: Why is it not permissible in
Islam for women to shake hands with a man? The Sheikh said: Can you
shake hands with Queen Elizabeth?
British man said: Of course no, there are only certain people who can
shake hands with Queen Elizabeth. Sheikh replied: Our women are queens
and queens do not shake hands with strange men. Then the British man
asked the Sheikh: Why do your girls cover up their body and hair? The
Sheikh smiled and got two sweets, he opened the first one and kept the
other one closed. He threw them both on the dusty floor and asked the
British: If I ask you to take one of the sweets which one will you
choose? The British replied: The covered one. The Sheikh said: That's
how we treat and see our woman. Sharing is Loving
امرأة بألف رجل
يقول أحد معلمي القران في أحد المساجد … أتاني ولد صغير يريد التسجيل في الحلقة …
فقلت له: هل تحفظ شيئاً من القرآن؟ فقال: نعم
فقلت له: اقرأ من جزء عم فقرأ … فقلت: هل تحفظ سورة تبارك؟ فقال: نعم فتعجبت من حفظه
برغم صغر سنه … فسألته عن سورة النحل؟ فإذا به
يحفظها فزاد عجبي … فأردت أن أعطيه من السور الطوال فقلت: هل تحفظ البقرة؟ فأجابني بنعم
وإذا به يقرأ ولا يخطئ … فقلت: يا بني هل تحفظ القرآن؟؟؟ فقال: نعم!! سبحان الله وما شاء الله تبارك الله …
طلبت منه أن يأتي غداً ويحضر ولي أمره … وأنا في غاية التعجب!!! كيف يمكن أن يكون ذلك الأب …
فكانت المفاجأة الكبرى حينما حضر الأب!!! ورأيته وليس في مظهره ما يدل على التزامه بالسنة…
فبادرني قائلاً: أعلم أنك متعجب من أنني والده!!! ولكن سأقطع حيرتك … إن وراء هذا الولد امرأة بألف رجل …
وأبشرك أن لدي في البيت ثلاثة أبناء كلهم حفظة للقرآن …
وأن ابنتي الصغيرة تبلغ من العمر أربع سنوات تحفظ جزء عم فتعجبت وقلت: كيف ذلك!!!
فقال لي ان أمهم عندما يبدئ الطفل في الكلام تبدأ معه بحفظ القرآن وتشجعهم على ذلك …
وأن من يحفظ أولاً هو من يختار وجبة العشاء في تلك الليلة …
وأن من يراجع أولاً هو من يختار أين نذهب في عطلة الأسبوع …
وأن من يختم أولاً هو من يختار أين نسافر في الإجازة … وعلى هذه الحالة تخلق بينهم التنافس في الحفظ والمراجعة …
نعم هذه هي المرأة الصالحة التي إذا صلحت صلح بيتها …
وهي التي أوصى الرسول صل الله عليه وسلم باختيارها زوجة من دون النساء …
وترك ذات المال والجمال والحسب فصدق رسول الله عليه الصلاة والسلام …
فهنيئاً لها حيث أمّنت مستقبل أطفالها بأن يأتي القرآن شفيعاً لهم يوم القيامة
يارب ارزقني مثل هذي الزوجة الصالحة .
فقلت له: هل تحفظ شيئاً من القرآن؟ فقال: نعم
فقلت له: اقرأ من جزء عم فقرأ … فقلت: هل تحفظ سورة تبارك؟ فقال: نعم فتعجبت من حفظه
برغم صغر سنه … فسألته عن سورة النحل؟ فإذا به
يحفظها فزاد عجبي … فأردت أن أعطيه من السور الطوال فقلت: هل تحفظ البقرة؟ فأجابني بنعم
وإذا به يقرأ ولا يخطئ … فقلت: يا بني هل تحفظ القرآن؟؟؟ فقال: نعم!! سبحان الله وما شاء الله تبارك الله …
طلبت منه أن يأتي غداً ويحضر ولي أمره … وأنا في غاية التعجب!!! كيف يمكن أن يكون ذلك الأب …
فكانت المفاجأة الكبرى حينما حضر الأب!!! ورأيته وليس في مظهره ما يدل على التزامه بالسنة…
فبادرني قائلاً: أعلم أنك متعجب من أنني والده!!! ولكن سأقطع حيرتك … إن وراء هذا الولد امرأة بألف رجل …
وأبشرك أن لدي في البيت ثلاثة أبناء كلهم حفظة للقرآن …
وأن ابنتي الصغيرة تبلغ من العمر أربع سنوات تحفظ جزء عم فتعجبت وقلت: كيف ذلك!!!
فقال لي ان أمهم عندما يبدئ الطفل في الكلام تبدأ معه بحفظ القرآن وتشجعهم على ذلك …
وأن من يحفظ أولاً هو من يختار وجبة العشاء في تلك الليلة …
وأن من يراجع أولاً هو من يختار أين نذهب في عطلة الأسبوع …
وأن من يختم أولاً هو من يختار أين نسافر في الإجازة … وعلى هذه الحالة تخلق بينهم التنافس في الحفظ والمراجعة …
نعم هذه هي المرأة الصالحة التي إذا صلحت صلح بيتها …
وهي التي أوصى الرسول صل الله عليه وسلم باختيارها زوجة من دون النساء …
وترك ذات المال والجمال والحسب فصدق رسول الله عليه الصلاة والسلام …
فهنيئاً لها حيث أمّنت مستقبل أطفالها بأن يأتي القرآن شفيعاً لهم يوم القيامة
يارب ارزقني مثل هذي الزوجة الصالحة .
شيير
زوجة صالحة
ﻓﺘﺎﺓ ﻣﺘﺰﻭﺟﺔ ﻣﻨﺬ ﻓﺘﺮﺓ ﻗﻠﻴﻠﺔ ﻭﻛﺎﻧﺖ ﺗﺤﺚّ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻭﺗﻮﻗﻈﻪ ﻋﻠﻰ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻔﺠﺮ ﻭﻓﻲ
ﻳﻮﻡٍ ﻣﻦ ﺍﻷﻳّﺎﻡ ﺃﻳﻘﻈﺘﻪ ﻓﺘﺄﺧّﺮ ﻗﻠﻴﻼً ﺣﺘﻰ ﻓﺎﺗﺘﻪُ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﺍﻷﻭﻟﻰ ﻭﺻﻠّﻰ ﻣﻊ
ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ , ﻓﻠﻤّﺎ ﺍﻧﺘﻬﻰ ﻣﻦ ﺻﻼﺗﻪ ﺟﺎﺀ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻭﻗﺎﻝ ﻟﻪ
: ﺃﻧﺖ ﺯﻭﺝ ﻓﻼﻧﺔ ؟ ﻓﺼُﺪِﻡ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻭﻗﺎﻝ ﻟﻪ : ﻭﻣﺎ ﺃﺩﺭﺍﻙ ﺑﺎﺳﻢ ﺯﻭﺟﺘﻲ ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ : ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻟﻘﺪ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻓﻲ ﻣﻨﺎﻣﻲ ﻛﻞّ ﺃﻫﻞ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻔﺠﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﺍﻷﻭﻟﻰ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨّﺔ ﻭﻣﻌﻨﺎ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻭﺍﺣﺪﺓ!
ﻓﺴﺄﻟﺖُ ﻋﻨﻬﺎ ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ ﻟﻲ:
ﻓﻼﻧﺔ ﺯﻭﺟﺔ ﻓﻼﻥ , ﻓﺮﺟﻊ ﺍﻟﺮﺟﻞ إﻟﻰ ﺑﻴﺘﻪ ﻟﻴﺒﺸِّﺮ ﺯﻭﺟﺘﻪ ﻓﻠﻤّﺎ ﺩﺧﻞ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﺭﺃﻯ ﺯﻭﺟﺘﻪ ﺳﺎﺟﺪﺓ ﻭﻗﺪ ﻓﺎﺿﺖ ﺭﻭﺣﻬﺎ ﺇﻟﻰ بارئها.
يعتقد النائم عن صلاة الفجر أنه سيأخذ القدر الكافي من الراحة وماعلم المسكين بقدر راحة تلك القلوب التي فازت بالوقوف لدقائق بين يدي علام الغيوب.
: ﺃﻧﺖ ﺯﻭﺝ ﻓﻼﻧﺔ ؟ ﻓﺼُﺪِﻡ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻭﻗﺎﻝ ﻟﻪ : ﻭﻣﺎ ﺃﺩﺭﺍﻙ ﺑﺎﺳﻢ ﺯﻭﺟﺘﻲ ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ : ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻟﻘﺪ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻓﻲ ﻣﻨﺎﻣﻲ ﻛﻞّ ﺃﻫﻞ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻔﺠﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﺍﻷﻭﻟﻰ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨّﺔ ﻭﻣﻌﻨﺎ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻭﺍﺣﺪﺓ!
ﻓﺴﺄﻟﺖُ ﻋﻨﻬﺎ ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ ﻟﻲ:
ﻓﻼﻧﺔ ﺯﻭﺟﺔ ﻓﻼﻥ , ﻓﺮﺟﻊ ﺍﻟﺮﺟﻞ إﻟﻰ ﺑﻴﺘﻪ ﻟﻴﺒﺸِّﺮ ﺯﻭﺟﺘﻪ ﻓﻠﻤّﺎ ﺩﺧﻞ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﺭﺃﻯ ﺯﻭﺟﺘﻪ ﺳﺎﺟﺪﺓ ﻭﻗﺪ ﻓﺎﺿﺖ ﺭﻭﺣﻬﺎ ﺇﻟﻰ بارئها.
يعتقد النائم عن صلاة الفجر أنه سيأخذ القدر الكافي من الراحة وماعلم المسكين بقدر راحة تلك القلوب التي فازت بالوقوف لدقائق بين يدي علام الغيوب.
اللهم اجعلنا واهلنا والمسلمين ممن يحافظون على الصلوات مع الجماعه يا ارحم الراحمين
Sabtu, 31 Mei 2014
قصة قبل النوم
قصة قبل النوم
الخشوع فى الصلاة
كان هناك رجل يسكن قبالة أحد المساجد
و أراد في أحد الأيام أن يكرم كل من صلى العشاء في المسجد بدعوتهم الى العشاء
فبعد أن سلم الامام أسرع بالمغادرة بعد أن أوصى ابنه بان يجمع كل المصلين أمام منزله و أن لا يدع أحدا منهم يغادر
وقف الابن أمام المسجد و كان يسأل كل شخص يغادر المسجد سؤالا واحدا؟؟
فان أجاب اجابة صحيحة يقول له قف هناك (أمام المنزل)و اذا اجاب اجابة خاطئة فيقول له امض في سبيلك..
خرج الأب فوجد ابنه و معه مجموعة صغيرة جدا من المصلين فاستغرب
و سأل ابنه أين بقية المصلين فقال له هؤلاء فقط من صلوا العشاء !
فقال له كيف لقد كان المسجد ممتلئا !! ..
قال الابن لقد سألت كل شخص يغادر المسجد
بماذا صلى بكم الامام في الركعة الأولى؟ و هؤلاء فقط من أجابوا..
اللهم ارزقنا الخشوع فى الصلاه
الخشوع فى الصلاة
كان هناك رجل يسكن قبالة أحد المساجد
و أراد في أحد الأيام أن يكرم كل من صلى العشاء في المسجد بدعوتهم الى العشاء
فبعد أن سلم الامام أسرع بالمغادرة بعد أن أوصى ابنه بان يجمع كل المصلين أمام منزله و أن لا يدع أحدا منهم يغادر
وقف الابن أمام المسجد و كان يسأل كل شخص يغادر المسجد سؤالا واحدا؟؟
فان أجاب اجابة صحيحة يقول له قف هناك (أمام المنزل)و اذا اجاب اجابة خاطئة فيقول له امض في سبيلك..
خرج الأب فوجد ابنه و معه مجموعة صغيرة جدا من المصلين فاستغرب
و سأل ابنه أين بقية المصلين فقال له هؤلاء فقط من صلوا العشاء !
فقال له كيف لقد كان المسجد ممتلئا !! ..
قال الابن لقد سألت كل شخص يغادر المسجد
بماذا صلى بكم الامام في الركعة الأولى؟ و هؤلاء فقط من أجابوا..
اللهم ارزقنا الخشوع فى الصلاه
Jumat, 30 Mei 2014
طريق الجنة
لا تَأْسَفَنَّ على الدُّنْيَا وما فِيْهَا *** فَالْمَوْتُ لاَ شَكَّ يُفْنِيْنَا ويُفْنِيْهَا
ومَنْ يَكُنْ هَمُّهُ الدُّنْيَا لِيَجْمَعَهَا *** فَسَوْفَ يَوْمًا على رَغْمٍ يخَلِّيْهَا
لاَ تَشْبَعُ النَّفْسُ مِنْ دُنْيَا تُجَمِّعُها *** وبُلَغَةٌ مِنْ قِوَامِ الْعَيْشِ تَكْفِيْهَا
إِعْمَلْ لِدَارِ الْبَقَا رِضْوَانُ خَازِنُهَا *** الْجَارُ أحمَدُ والرَّحْمنُ بانِيْهَا
أَرْضٌ لَهَا ذَهَبٌ والمِسْكُ طِيْنَتُهَا *** والزَّعْفَرانُ حَشِيْشٌ نَّابِتٌ فيْهَا
أَنْهَارُهَا لَبَنٌ مَّحْضٌ ومِنْ عَسَلٍ *** والخَمْرُ يَجْرِي رَحِيْقًا في مجَارِيْهَا
والطَّيْرُ تَجْرِي على الأَغْصَانِ عَاكِفَةً *** تُسَبِّحُ اللَّه جَهْرًا في مغَانِيْهَا
مَنْ يَشْتَرِي قُبَّةً في العَدْنِ عَالِيةً *** في ظِلِّ طُوْبَى رَفِيْعَاتٍ مبَانِيْها
دَلاَّلُها المُصْطَفَى واللَّه بَائِعُها *** وجُبْرَئِيْلُ يُنَادِي في نوَاحِيْهَا
مَنْ يَشْتَرِيْ الدّارَ في الفِرْدَوْسِ يَعْمُرَها *** بِرَكْعَةٍ في ظَلاَمِ اللّيْلِ يُخْفِيْهَا
أَوْ سَدَّ جَوْعَةِ مِسْكِينٍ بِشِبْعَتِهِ *** في يَوْمِ مَسْغَبَةٍ عَمَّ الغَلاَ فيْهَا
النَّفْسُ تَطْمَعُ في الدُّنْيَا وقَدْ عَلِمَتْ *** أَنْ السَّلاَمَةَ مِنْهَا تَرْكُ مَا فيْهَا
واللَّه لَو قَنِعَتْ نَفْسِي بِمَا رُزِقَتْ *** مِنْ المَعِيْشَةِ إِلاَّ كَانَ يَكْفِيْهَا
واللَّه واللَّه أَيْمَانٌ مُكَرَّرَةٌ *** ثَلاَثَةٌ عَنْ يَمِيْنٍ بَعْدَ ثَانِيْهَا
لَوْ أَنَّ في صَخْرَةٍ صَمَّا مُلَمْلَمَةٍ *** في البَحْرِ رَاسِيَةٌ مِلْسٌ نََاحِيْهَا
رِزْقًا لِعَبْدٍ بَرَاهَا اللَّه لاَنْفَلَقَتْ *** حَتَّى تُؤَدِّي إِلَيْهِ كُلَّ مَا فيْهَا
أَوْ كَانَ فَوْقَ طِبَاقِ السَّبْعِ مَسْلَكُهَا *** لَسَهَّلَ اللَّه في المَرْقَى مَرَاقِيْهَا
حَتَّى يَنال الّذِيْ في اللوْحِ خُطّ لَهُ *** فَإِنْ أَتَتْهُ وإِلاَّ سَوْفَ يأْتِيْهَا
أَمْوَالُنَا لِذَوِيْ المِيْرَاثِ نَجْمَعُهَا *** ودَارُنا لِخَرَابِ البُومِ نبْنِيْهَا
لاَ دَارَ لِلْمَرْءِ بَعْدَ المَوتِ يَسْكُنُهَا *** إِلاَّ التي كانَ قَبْلَ المَوْتِ يبْنِيْهَا
فَمَنْ بَنَاهَا بِخَيْرٍ طَابَ مَسْكَنُهُ *** ومَنْ بَناهَا بِشَرٍّ خَابَ بانِيْهَا
والنَّاسُ كالْحَبِّ والدُّنْيَا رَحَىً نّصُبِتْ *** لِلْعَالَمِيْنَ وكَفُّ المَوْتِ يلْهِيْهَا
فَلاَ الاقَامَةُ تُنْجِي النّفْسَ مِنْ تَلَفٍ *** ولاَ الفِرَارُ مِنْ الأحْدَاثِ يُنْجِيْهَا
وكُلُّ نَفْسٍ لَهَا زَوْرٌ يُصْبِّحُهَا *** مِنْ المَنِيْةِ يَوْمًا أَوْ يمَسِّيْهَا
تِلْكَ المَنَازِلُ في الآفَاقِ خَاوِيَةٌ *** أَضْحَتْ خَرَابًا وذَاقَ المَوْتَ بَانْيْهَا
أَيْنَ المُلوكُ الَّتِي عَنْ حَظِّهَا غَفَلَتْ *** حَتَّى سَاقَهَا بِكَأْسِ المَوْتِ سَاقِيْهَا
أَفْنَى القُرْونِ وأَفْنَى كُلَّ ذِي عُمُرٍ *** كَذَلِكَ المَوْتُ يُفْنِي كُلَّ مَا فيْهَا
فَالمَوْتُ أَحْدَقَ بالدُّنْيَا وزُخْرُفِهَا *** والنَّاسُ في غَفْلَةٍ عَنْ تَرْكِ مَا فيْهَا
لَوْ أَنَّهَا عَقَلَتَ مَاذَا يُرَادُ بِهَا *** ما طَابَ عَيْشٌ لَّهَا يَومًا ويُلْهِيْهَا
نَلْهُوا ونَأْمَلُ آمالاً نُسَرُّ بِهَا *** شَرِيْعَةُ المَوْتِ تَطْوِيْنَا وتَطْوِيْهَا
فَاغْرِسْ أُصُولَ التُّقَى ما دُمْتَ مُقْتَدِرًا *** واعْلَمْ بِأَنّكَ بَعْدَ المَوْتِ لاقِيْهَا
تَجْنِي الثِّمَارَ غَدَاً في دَارِ مَكْرُمَةٍ *** لا مَنَّ فِيْهَا ولا التَّكْدِيْرُ يأْتِيْهَا
فِيْهَا نَعِيْمٌ مُقِيْمٌ دَائِمًا أَبَدًا *** بِلاَ انْقِطَاعٍ ولا مَنٍّ يُدَانِيْهَا
الأُذْنُ والعَيْنُ لَمْ تَسْمَعْ ولَمْ تَرَهُ *** ولَمْ يَدْرِ في قُلُوبِ الخَلْقِ ما فيْهَا
فَيَا لَهَا مِنْ كَرَامَاتٍ إِذا حَصَلَتْ *** ويَا لَهَا مِنْ نُفُوسِ سَوْفَ تحْوِيْهَا
وهَذِهِ الدَّارُ لا تَغْرُرْكَ زَهْرَتُهَا *** فَعَنْ قَرِيْبٍ تَرَى مُعْجِبُكَ ذاوِيْهَا
فَارْبَأْ بِنَفْسِكَ لا يَخْدَعُكَ لاَمِعُهَا *** مِنَ الزَّخَارِفِ واحْذَرِ مِنْ دَوَاهِيْهَا
خَدَّاعَةٌ لَمْ تَدُمْ يَوْمًا على أَحَدٍ *** ولا اسْتَقَرَّتْ على حَالٍ ليَالِيْهَا
فَانْظُرْ وفَكِّرْ فَكَمْ غَزَّتْ ذَوِي طَيْشٍ *** وكَمْ أَصَابَتْ بِسَهْمِ المَوْتِ أَهْلِيْهَا
اعْتَزَّ قَارُون في دُنْيَاهُ مِنْ سَفَهٍ *** وكَانَ مِنْ خَمْرِهَا يا قَوْمُ ذَاتِيْها
يَبِيْتُ لَيْلَتَهُ سَهْرَانَ مُنْشَغِلاً *** في أَمْرِ أَمْوَالِهِ في الهَمِّ يفْدِيْهَا
وفي النَّهَارِ لَقَدْ كَانَتْ مُصِيْبَتُهُ *** تَحُزُّ في قَلْبِهِ حَزَّاً فَيُخْفِيْهَا
فَمَا اسْتَقَامَتْ لَهُ الدُّنْيَا ولا قَبِلَتْ *** مِنْهُ الودَادَ ولَمْ تَرْحَمْ مُحِبِّيْهَا
ثُمَّ الصَّلاَةُ على المَعْصُومِ سَيِّدِنَا *** أَزْكَى البَرِّيةِ دَانِيْهَا وقَاصِيْهَا
ومَنْ يَكُنْ هَمُّهُ الدُّنْيَا لِيَجْمَعَهَا *** فَسَوْفَ يَوْمًا على رَغْمٍ يخَلِّيْهَا
لاَ تَشْبَعُ النَّفْسُ مِنْ دُنْيَا تُجَمِّعُها *** وبُلَغَةٌ مِنْ قِوَامِ الْعَيْشِ تَكْفِيْهَا
إِعْمَلْ لِدَارِ الْبَقَا رِضْوَانُ خَازِنُهَا *** الْجَارُ أحمَدُ والرَّحْمنُ بانِيْهَا
أَرْضٌ لَهَا ذَهَبٌ والمِسْكُ طِيْنَتُهَا *** والزَّعْفَرانُ حَشِيْشٌ نَّابِتٌ فيْهَا
أَنْهَارُهَا لَبَنٌ مَّحْضٌ ومِنْ عَسَلٍ *** والخَمْرُ يَجْرِي رَحِيْقًا في مجَارِيْهَا
والطَّيْرُ تَجْرِي على الأَغْصَانِ عَاكِفَةً *** تُسَبِّحُ اللَّه جَهْرًا في مغَانِيْهَا
مَنْ يَشْتَرِي قُبَّةً في العَدْنِ عَالِيةً *** في ظِلِّ طُوْبَى رَفِيْعَاتٍ مبَانِيْها
دَلاَّلُها المُصْطَفَى واللَّه بَائِعُها *** وجُبْرَئِيْلُ يُنَادِي في نوَاحِيْهَا
مَنْ يَشْتَرِيْ الدّارَ في الفِرْدَوْسِ يَعْمُرَها *** بِرَكْعَةٍ في ظَلاَمِ اللّيْلِ يُخْفِيْهَا
أَوْ سَدَّ جَوْعَةِ مِسْكِينٍ بِشِبْعَتِهِ *** في يَوْمِ مَسْغَبَةٍ عَمَّ الغَلاَ فيْهَا
النَّفْسُ تَطْمَعُ في الدُّنْيَا وقَدْ عَلِمَتْ *** أَنْ السَّلاَمَةَ مِنْهَا تَرْكُ مَا فيْهَا
واللَّه لَو قَنِعَتْ نَفْسِي بِمَا رُزِقَتْ *** مِنْ المَعِيْشَةِ إِلاَّ كَانَ يَكْفِيْهَا
واللَّه واللَّه أَيْمَانٌ مُكَرَّرَةٌ *** ثَلاَثَةٌ عَنْ يَمِيْنٍ بَعْدَ ثَانِيْهَا
لَوْ أَنَّ في صَخْرَةٍ صَمَّا مُلَمْلَمَةٍ *** في البَحْرِ رَاسِيَةٌ مِلْسٌ نََاحِيْهَا
رِزْقًا لِعَبْدٍ بَرَاهَا اللَّه لاَنْفَلَقَتْ *** حَتَّى تُؤَدِّي إِلَيْهِ كُلَّ مَا فيْهَا
أَوْ كَانَ فَوْقَ طِبَاقِ السَّبْعِ مَسْلَكُهَا *** لَسَهَّلَ اللَّه في المَرْقَى مَرَاقِيْهَا
حَتَّى يَنال الّذِيْ في اللوْحِ خُطّ لَهُ *** فَإِنْ أَتَتْهُ وإِلاَّ سَوْفَ يأْتِيْهَا
أَمْوَالُنَا لِذَوِيْ المِيْرَاثِ نَجْمَعُهَا *** ودَارُنا لِخَرَابِ البُومِ نبْنِيْهَا
لاَ دَارَ لِلْمَرْءِ بَعْدَ المَوتِ يَسْكُنُهَا *** إِلاَّ التي كانَ قَبْلَ المَوْتِ يبْنِيْهَا
فَمَنْ بَنَاهَا بِخَيْرٍ طَابَ مَسْكَنُهُ *** ومَنْ بَناهَا بِشَرٍّ خَابَ بانِيْهَا
والنَّاسُ كالْحَبِّ والدُّنْيَا رَحَىً نّصُبِتْ *** لِلْعَالَمِيْنَ وكَفُّ المَوْتِ يلْهِيْهَا
فَلاَ الاقَامَةُ تُنْجِي النّفْسَ مِنْ تَلَفٍ *** ولاَ الفِرَارُ مِنْ الأحْدَاثِ يُنْجِيْهَا
وكُلُّ نَفْسٍ لَهَا زَوْرٌ يُصْبِّحُهَا *** مِنْ المَنِيْةِ يَوْمًا أَوْ يمَسِّيْهَا
تِلْكَ المَنَازِلُ في الآفَاقِ خَاوِيَةٌ *** أَضْحَتْ خَرَابًا وذَاقَ المَوْتَ بَانْيْهَا
أَيْنَ المُلوكُ الَّتِي عَنْ حَظِّهَا غَفَلَتْ *** حَتَّى سَاقَهَا بِكَأْسِ المَوْتِ سَاقِيْهَا
أَفْنَى القُرْونِ وأَفْنَى كُلَّ ذِي عُمُرٍ *** كَذَلِكَ المَوْتُ يُفْنِي كُلَّ مَا فيْهَا
فَالمَوْتُ أَحْدَقَ بالدُّنْيَا وزُخْرُفِهَا *** والنَّاسُ في غَفْلَةٍ عَنْ تَرْكِ مَا فيْهَا
لَوْ أَنَّهَا عَقَلَتَ مَاذَا يُرَادُ بِهَا *** ما طَابَ عَيْشٌ لَّهَا يَومًا ويُلْهِيْهَا
نَلْهُوا ونَأْمَلُ آمالاً نُسَرُّ بِهَا *** شَرِيْعَةُ المَوْتِ تَطْوِيْنَا وتَطْوِيْهَا
فَاغْرِسْ أُصُولَ التُّقَى ما دُمْتَ مُقْتَدِرًا *** واعْلَمْ بِأَنّكَ بَعْدَ المَوْتِ لاقِيْهَا
تَجْنِي الثِّمَارَ غَدَاً في دَارِ مَكْرُمَةٍ *** لا مَنَّ فِيْهَا ولا التَّكْدِيْرُ يأْتِيْهَا
فِيْهَا نَعِيْمٌ مُقِيْمٌ دَائِمًا أَبَدًا *** بِلاَ انْقِطَاعٍ ولا مَنٍّ يُدَانِيْهَا
الأُذْنُ والعَيْنُ لَمْ تَسْمَعْ ولَمْ تَرَهُ *** ولَمْ يَدْرِ في قُلُوبِ الخَلْقِ ما فيْهَا
فَيَا لَهَا مِنْ كَرَامَاتٍ إِذا حَصَلَتْ *** ويَا لَهَا مِنْ نُفُوسِ سَوْفَ تحْوِيْهَا
وهَذِهِ الدَّارُ لا تَغْرُرْكَ زَهْرَتُهَا *** فَعَنْ قَرِيْبٍ تَرَى مُعْجِبُكَ ذاوِيْهَا
فَارْبَأْ بِنَفْسِكَ لا يَخْدَعُكَ لاَمِعُهَا *** مِنَ الزَّخَارِفِ واحْذَرِ مِنْ دَوَاهِيْهَا
خَدَّاعَةٌ لَمْ تَدُمْ يَوْمًا على أَحَدٍ *** ولا اسْتَقَرَّتْ على حَالٍ ليَالِيْهَا
فَانْظُرْ وفَكِّرْ فَكَمْ غَزَّتْ ذَوِي طَيْشٍ *** وكَمْ أَصَابَتْ بِسَهْمِ المَوْتِ أَهْلِيْهَا
اعْتَزَّ قَارُون في دُنْيَاهُ مِنْ سَفَهٍ *** وكَانَ مِنْ خَمْرِهَا يا قَوْمُ ذَاتِيْها
يَبِيْتُ لَيْلَتَهُ سَهْرَانَ مُنْشَغِلاً *** في أَمْرِ أَمْوَالِهِ في الهَمِّ يفْدِيْهَا
وفي النَّهَارِ لَقَدْ كَانَتْ مُصِيْبَتُهُ *** تَحُزُّ في قَلْبِهِ حَزَّاً فَيُخْفِيْهَا
فَمَا اسْتَقَامَتْ لَهُ الدُّنْيَا ولا قَبِلَتْ *** مِنْهُ الودَادَ ولَمْ تَرْحَمْ مُحِبِّيْهَا
ثُمَّ الصَّلاَةُ على المَعْصُومِ سَيِّدِنَا *** أَزْكَى البَرِّيةِ دَانِيْهَا وقَاصِيْهَا
بشارة نبوية
شارة نبوية
أتى المقبرةَ فسلَّمَ على المقبرةِ ، فقالَ : السَّلامُ عليكُم دارَ قومٍ مؤمنينَ ، وإنَّا إن شاءَ اللَّهُ تعالى بِكُم لاحِقون ، ثمَّ قالَ : لودِدنا أنَّا قد رأَينا إخوانَنا ،
قالوا : يا رسولَ اللَّهِ أولَسنا إخوانَكَ ؟
قالَ : أنتُمْ أصحابي ، وإخواني الَّذينَ يأتونَ من بَعدي ، وأَنا فرطُكُم على الحوضِ ،
قالوا : يا رسولَ اللَّهِ كيفَ تعرِفُ من لم يأتِ من أمَّتِكَ ؟
قالَ : أرأيتُمْ لو أنَّ رجلًا لَهُ خيلٌ غرٌّ محجَّلةٌ بينَ ظَهْراني خيلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ ، ألم يَكُن يعرفُها ؟
قالوا : بلَى ،
قالَ : فإنَّهم يأتونَ يومَ القيامةِ غرًّا محجَّلينَ ، من أثرِ الوضوء ، قالَ : أَنا فرطُكُم على الحوضِ ، ثمَّ قالَ : ليُذادنَّ رجالٌ عن حوضي ، كما يذادُ البعيرُ الضَّالُّ ، فأُناديهم : ألا هلمُّوا فيقالُ : إنَّهم قد بدَّلوا بعدَكَ ، ولم يزالوا يرجعونَ على أعقابِهِم ، فأقولُ : ألا سُحقًا ، سُحقًا.
الراوي: أبو هريرة
المحدث: الألباني
المصدر: صحيح ابن ماجه
الصفحة أو الرقم: 3494
خلاصة حكم المحدث: صحيح
أتى المقبرةَ فسلَّمَ على المقبرةِ ، فقالَ : السَّلامُ عليكُم دارَ قومٍ مؤمنينَ ، وإنَّا إن شاءَ اللَّهُ تعالى بِكُم لاحِقون ، ثمَّ قالَ : لودِدنا أنَّا قد رأَينا إخوانَنا ،
قالوا : يا رسولَ اللَّهِ أولَسنا إخوانَكَ ؟
قالَ : أنتُمْ أصحابي ، وإخواني الَّذينَ يأتونَ من بَعدي ، وأَنا فرطُكُم على الحوضِ ،
قالوا : يا رسولَ اللَّهِ كيفَ تعرِفُ من لم يأتِ من أمَّتِكَ ؟
قالَ : أرأيتُمْ لو أنَّ رجلًا لَهُ خيلٌ غرٌّ محجَّلةٌ بينَ ظَهْراني خيلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ ، ألم يَكُن يعرفُها ؟
قالوا : بلَى ،
قالَ : فإنَّهم يأتونَ يومَ القيامةِ غرًّا محجَّلينَ ، من أثرِ الوضوء ، قالَ : أَنا فرطُكُم على الحوضِ ، ثمَّ قالَ : ليُذادنَّ رجالٌ عن حوضي ، كما يذادُ البعيرُ الضَّالُّ ، فأُناديهم : ألا هلمُّوا فيقالُ : إنَّهم قد بدَّلوا بعدَكَ ، ولم يزالوا يرجعونَ على أعقابِهِم ، فأقولُ : ألا سُحقًا ، سُحقًا.
الراوي: أبو هريرة
المحدث: الألباني
المصدر: صحيح ابن ماجه
الصفحة أو الرقم: 3494
خلاصة حكم المحدث: صحيح
الفرق بين هو و هي
الفرق بين [ هو ] و [ هي ] /
بقلم :
د / طارق الحبيب ,
* هي :
تحمل رضيعها بيد وباليد الاخرى تقلب الطبخة وفي الوقت نفسه تعتني بأطفالها الاخرين تهيئهم للمدرسة ، ترتب المنزل ، وتحضّر لزيارة اهل الزوج للعشاء “
* هو : عند اول عطسة تبدأ نزلة برد عآرضة ،
تجده وقد لبسه الاكتئاب فيمتنع عن مزاولة اي نشاط
وياخذ اجازة مفتوحة من عمله ، يطلب لنفسه وجبات خاصة
، وأدوية خاصة ، ومعاملة خاصة ، ويتأفف ويتأوه ليلا ونهارا
[ وبعد كل هذا يتهم الرجل المرأة بالدلع ! ] “
* هي : تتابع مسلسلا في التلفزيون بينما تتصفح مجلة
وتحل واجب الحساب مع ولدها وتناقش زوجها في موضوع جديد
وترد على الهاتف لتهدئ أختها التي تشاجرت مع زوجها
وتؤنب إبنتها المراهقة على طوالة لسانها فيما تتابع كل ماسبق بنفس التركيز “
* هو : يريد ان يقرأ خبرا إعلانيا في جريدة ،
فيصرخ : [ أسگتو خلوني أركز ] “
* هي : تذهب لوظيفتها صباحا وتعود ظهرا لتحضّر الغداء
وتذهب لإجتماع أولياء الأمور لتتحدث مع المدرسة عن وضع إبنتها الدراسي
وتأخذ إبنتها لموعد الجلدية لحل المشكلة الأزلية * حب الشباب *
وتزور أمها خطفا وتعود بوجه مبتسم وروح مرحة لتكمل واجباتها الزوجية “
* هو : يذهب إلى عمله صباحا ويعود غاضبا لاعنا العمل والحر
والموظفين ويجد كل شيء جاهزا يتغدى ، ينام ،
ويقوم ليخرج ويرى أصدقائه يعود لتناول العشاء يشاهد التلفزيون ” مركزا ” على أي برنامج
أخيرا يذهب إلى فراشه ويقول : [ إنتو ماتحسون بتعبي ] “
* هي : لاتنام قبل أن تطمئن على البيت كله
وتضع رأسها المثقل بالهموم على المخدة
فتلاحقها الهواجس والمشاكل والتساؤلات : مرض الولد ، درآسة البنت ،
موعد أسنان الولد ، ومباركة الخالة ، وعزاء الجارة ، وماذا أطبخ غدا ..
و[ طارت النومة ] “
* هو : يغفو قبل أن يصل رأسه للمخدة
ويعلو شخيره ليوقظ أهل البيت ، وأحيانا الجيران
ويقوم صباحا ليقول [ تعبان مانمت أمس ] “
* هو / رجل
* هي / الجنة تحت أقدامها
- ما أروعك وأحلمك يَا [ هي ] , كلام واقعي و رائع
- والاجمل انها بقلم [ هو
تعليقكم ؟!
بقلم :
د / طارق الحبيب ,
* هي :
تحمل رضيعها بيد وباليد الاخرى تقلب الطبخة وفي الوقت نفسه تعتني بأطفالها الاخرين تهيئهم للمدرسة ، ترتب المنزل ، وتحضّر لزيارة اهل الزوج للعشاء “
* هو : عند اول عطسة تبدأ نزلة برد عآرضة ،
تجده وقد لبسه الاكتئاب فيمتنع عن مزاولة اي نشاط
وياخذ اجازة مفتوحة من عمله ، يطلب لنفسه وجبات خاصة
، وأدوية خاصة ، ومعاملة خاصة ، ويتأفف ويتأوه ليلا ونهارا
[ وبعد كل هذا يتهم الرجل المرأة بالدلع ! ] “
* هي : تتابع مسلسلا في التلفزيون بينما تتصفح مجلة
وتحل واجب الحساب مع ولدها وتناقش زوجها في موضوع جديد
وترد على الهاتف لتهدئ أختها التي تشاجرت مع زوجها
وتؤنب إبنتها المراهقة على طوالة لسانها فيما تتابع كل ماسبق بنفس التركيز “
* هو : يريد ان يقرأ خبرا إعلانيا في جريدة ،
فيصرخ : [ أسگتو خلوني أركز ] “
* هي : تذهب لوظيفتها صباحا وتعود ظهرا لتحضّر الغداء
وتذهب لإجتماع أولياء الأمور لتتحدث مع المدرسة عن وضع إبنتها الدراسي
وتأخذ إبنتها لموعد الجلدية لحل المشكلة الأزلية * حب الشباب *
وتزور أمها خطفا وتعود بوجه مبتسم وروح مرحة لتكمل واجباتها الزوجية “
* هو : يذهب إلى عمله صباحا ويعود غاضبا لاعنا العمل والحر
والموظفين ويجد كل شيء جاهزا يتغدى ، ينام ،
ويقوم ليخرج ويرى أصدقائه يعود لتناول العشاء يشاهد التلفزيون ” مركزا ” على أي برنامج
أخيرا يذهب إلى فراشه ويقول : [ إنتو ماتحسون بتعبي ] “
* هي : لاتنام قبل أن تطمئن على البيت كله
وتضع رأسها المثقل بالهموم على المخدة
فتلاحقها الهواجس والمشاكل والتساؤلات : مرض الولد ، درآسة البنت ،
موعد أسنان الولد ، ومباركة الخالة ، وعزاء الجارة ، وماذا أطبخ غدا ..
و[ طارت النومة ] “
* هو : يغفو قبل أن يصل رأسه للمخدة
ويعلو شخيره ليوقظ أهل البيت ، وأحيانا الجيران
ويقوم صباحا ليقول [ تعبان مانمت أمس ] “
* هو / رجل
* هي / الجنة تحت أقدامها
- ما أروعك وأحلمك يَا [ هي ] , كلام واقعي و رائع
- والاجمل انها بقلم [ هو
تعليقكم ؟!
قال ابن القيم حنه الله
قال ابن القيم:
لم يأت (الحزن) في القران
إلا منهيا عنه
كقوله تعالى: (ولا تهنو ولاتحزنوا)
أو منفيا كقوله: (فلاخوف عليهم ولا هم يحزنون)
وسر ذلك أن "الحزن" لا مصلحة فيه للقلب، وأحب شىء إلى الشيطان أن يحزن العبد المؤمن
ليقطعه عن سيره ويوقفه عن سلوكه.
وقد إستعاذ منه النبي صلى الله عليه وسلم: (اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن)
لذا يقول ابن القيم:
الحزن يضعف القلب،
ويوهن العزم ويضر الإرادة،
ولا شئ إحب إلى الشيطان من حزن المؤمن...
لذلك افرحوا واستبشروا وتفائلوا وأحسنوا الظن بالله، وثقوا
بما عند الله وتوكلوا عليه وستجدون السعادة والرضا في كل حال
لم يأت (الحزن) في القران
إلا منهيا عنه
كقوله تعالى: (ولا تهنو ولاتحزنوا)
أو منفيا كقوله: (فلاخوف عليهم ولا هم يحزنون)
وسر ذلك أن "الحزن" لا مصلحة فيه للقلب، وأحب شىء إلى الشيطان أن يحزن العبد المؤمن
ليقطعه عن سيره ويوقفه عن سلوكه.
وقد إستعاذ منه النبي صلى الله عليه وسلم: (اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن)
لذا يقول ابن القيم:
الحزن يضعف القلب،
ويوهن العزم ويضر الإرادة،
ولا شئ إحب إلى الشيطان من حزن المؤمن...
لذلك افرحوا واستبشروا وتفائلوا وأحسنوا الظن بالله، وثقوا
بما عند الله وتوكلوا عليه وستجدون السعادة والرضا في كل حال
طريق الجنة
ثلاثة اعمال لاتدخل ميزان العبد يوم القيامه لعظمة شأنها:
الصبر:
قال تعالى إنما يوفى الصابرون اجرهم بغير حساب )
>>>>> لم يحدد الأجر
العفو عن الناس
قال تعالى (فمن عفا واصلح فأجره على الله )
>>>>> لم يحدد الأجر
الصيام
عن ابي هريره رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال الله عزو وجل كل عمل ابن آدم له
الأ الصوم فإنه لي وأنا أجزي به ) رواه الشيخان
>>>> لم يحدد الأجر
وينادي مناد يوم البعث اين الذين
اجرهم على الله
فـ يقبل الصابرون والصائمون والعافين عن الناس
فيجب الحرص على هذه الاعمال الثلاثه
فان لم نستطع القيام بها جميعها على الاقل
نقوم بعمل واحد منها حتى يكون اجرنا على الله
وليست مقدار اعمالنا
الصبر:
قال تعالى إنما يوفى الصابرون اجرهم بغير حساب )
>>>>> لم يحدد الأجر
العفو عن الناس
قال تعالى (فمن عفا واصلح فأجره على الله )
>>>>> لم يحدد الأجر
الصيام
عن ابي هريره رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال الله عزو وجل كل عمل ابن آدم له
الأ الصوم فإنه لي وأنا أجزي به ) رواه الشيخان
>>>> لم يحدد الأجر
وينادي مناد يوم البعث اين الذين
اجرهم على الله
فـ يقبل الصابرون والصائمون والعافين عن الناس
فيجب الحرص على هذه الاعمال الثلاثه
فان لم نستطع القيام بها جميعها على الاقل
نقوم بعمل واحد منها حتى يكون اجرنا على الله
وليست مقدار اعمالنا
Rabu, 28 Mei 2014
ماذا تحب؟؟؟؟
ماذا تحب يا أبى بكر؟!
قال: أحب ثلاثاً يا رسول الله، قال: ما هي؟
قال: أحب إنفاق مالي عليك، والجلوس بين يديك، وإدامة النظر إليك…!
قال: أحب ثلاثاً يا رسول الله، قال: ما هي؟
قال: أحب إنفاق مالي عليك، والجلوس بين يديك، وإدامة النظر إليك…!
وأنت يا عمر؟!
قال: وأنا ثلاثاً يا رسول الله، أحب الحق، وقول الحق، والنهي عن المنكر…
قال: وأنا ثلاثاً يا رسول الله، أحب الحق، وقول الحق، والنهي عن المنكر…
وأنت يا عثمان؟!
قال: أحب إطعام الطعام، وإفشاء السلام، والصلاة بالليل والناس نيام…
وأنت يا علي؟!
قال: أحب إكرام الضيف، والصوم في الصيف، وقتل العدو بالسيف…!
وأنت يا أبى ذر؟!
قال: أنا أحب أشياء غريبة! قال: ما هي؟!
قال: أحب الجوع، وأحب المرض، وأحب الموت!
قال: لا أحد يحب هذا يا أبى ذر؟!
قال: يا رسول الله، أنا إن جعت رق قلبي، وإذا مرضت خف ذنبي، وإذا مت لقيت ربي!
رضى الله عنكم
قال: أحب إطعام الطعام، وإفشاء السلام، والصلاة بالليل والناس نيام…
وأنت يا علي؟!
قال: أحب إكرام الضيف، والصوم في الصيف، وقتل العدو بالسيف…!
وأنت يا أبى ذر؟!
قال: أنا أحب أشياء غريبة! قال: ما هي؟!
قال: أحب الجوع، وأحب المرض، وأحب الموت!
قال: لا أحد يحب هذا يا أبى ذر؟!
قال: يا رسول الله، أنا إن جعت رق قلبي، وإذا مرضت خف ذنبي، وإذا مت لقيت ربي!
رضى الله عنكم
العائشة
تقول السيده عائشة: دخلت فاطمة بنت النبي، فلما دخلت بكت، لأن النبي لم يستطع القيام، لأنه كان يقبلها بين عينيها كلما جاءت إليه
فقال النبي: (أدنو مني يا فاطمه)
فحدثها النبي في أذنها، فبكت أكثر. فلما بكت
فقال النبي: (أدنو مني يا فاطمه)
فحدثها النبي في أذنها، فبكت أكثر. فلما بكت
قال لها النبي: (أدنو مني يا فاطمه)
فحدثها مرة أخر في اذنها فضحكت .....
بعد وفاته سئلت ماذا قال لك النبي
فقالت: قال لي في المره الأولى: (يا فاطمه، إني ميت الليلة) فبكيت
فلما وجدني أبكي قال: (يا فاطمه، أنت أول أهلي لحاقاً بي) فضحكت
تقول السيدة عائشه: ثم قال النبي: (أخرجوا من عندي في البيت) وقال: (ادنو مني يا عائشه)
فنام النبي على صدر زوجته، ويرفع يده للسماء
ويقول: (بل الرفيق الأعلى، بل الرفيق الأعلى)
تقول السيدة عائشه: فعرفت أنه يخير..
ودخل سيدنا جبريل على النبي
وقال: يارسول الله، ملك الموت بالباب، يستأذن أن يدخل عليك، وما استأذن على أحد من قبلك
فقال النبي: (ائذن له يا جبريل)
فدخل ملك الموت على النبي
وقال: السلام عليك يا رسول الله، أرسلني الله أخيرك، بين البقاء في الدنيا وبين أن تلحق بالله
فقال النبي: (بل الرفيق الأعلى، بل الرفيق الأعلى)
ووقف ملك الموت عند رأس النبي
وقال:
أيتها الروح الطيبه
روح محمد بن عبد الله
أخرجي إلى رضا من الله و رضوان
ورب راض غير غضبان
تقول السيدة عائشه: فسقطت يد النبي وثقل رأسه على صدري
فعرفت أنه قد مات
فلم أدر ما أفعل
فما كان مني غير أن خرجت من حجرتي
وفتحت بابي الذي يطل على الرجال في المسجد وأقول
مات رسول الله، مات رسول الله
تقول: فانفجر المسجد بالبكاء
فهذا علي بن أبي طالب أقعد
وهذا عثمان بن عفان كالصبي يؤخذ بيده يمنى ويسرى
وهذا عمر بن الخطاب يرفع سيفه ويقول من قال أنه قد مات قطعت رأسه
إنه ذهب للقاء ربه كما ذهب موسى للقاء ربه وسيعود ويقتل من قال أنه قد مات
أما أثبت الناس فكان
أبوبكر الصديق رضي الله عنه دخل على النبي واحتضنه
وقال: وآآآ خليلاه، وآآآ صفياه، وآآآ حبيباه، وآآآ نبياه وقبل النبي
وقال: طبت حياً وطبت ميتاً يا رسول الله.
ثم خرج يقول: من كان يعبد محمد فإن محمداً قد مات، ومن كان يعبد الله فإن الله حي لا يموت
ويسقط السيف من يد عمر بن الخطاب،
يقول: فعرفت أنه قد مات
ويقول: فخرجت أجري أبحث عن مكان أجلس فيه وحدي لأبكي وحدي
ودفن النبي صلى الله عليه وسلم
والسيده فاطمة تقول: أطابت أنفسكم أن تحثوا التراب على وجه النبي
ووقفت تنعي النبي
وتقول: يا أبتاه، أجاب ربا دعاه، يا أبتاه، جنة الفردوس مأواه، يا أبتاه، الى جبريل ننعاه.
.. اَللّـهُمَّ صَلِّ عَلى مَحَمِّد وآلِ مُحَمِّد ...
بعد وفاته سئلت ماذا قال لك النبي
فقالت: قال لي في المره الأولى: (يا فاطمه، إني ميت الليلة) فبكيت
فلما وجدني أبكي قال: (يا فاطمه، أنت أول أهلي لحاقاً بي) فضحكت
تقول السيدة عائشه: ثم قال النبي: (أخرجوا من عندي في البيت) وقال: (ادنو مني يا عائشه)
فنام النبي على صدر زوجته، ويرفع يده للسماء
ويقول: (بل الرفيق الأعلى، بل الرفيق الأعلى)
تقول السيدة عائشه: فعرفت أنه يخير..
ودخل سيدنا جبريل على النبي
وقال: يارسول الله، ملك الموت بالباب، يستأذن أن يدخل عليك، وما استأذن على أحد من قبلك
فقال النبي: (ائذن له يا جبريل)
فدخل ملك الموت على النبي
وقال: السلام عليك يا رسول الله، أرسلني الله أخيرك، بين البقاء في الدنيا وبين أن تلحق بالله
فقال النبي: (بل الرفيق الأعلى، بل الرفيق الأعلى)
ووقف ملك الموت عند رأس النبي
وقال:
أيتها الروح الطيبه
روح محمد بن عبد الله
أخرجي إلى رضا من الله و رضوان
ورب راض غير غضبان
تقول السيدة عائشه: فسقطت يد النبي وثقل رأسه على صدري
فعرفت أنه قد مات
فلم أدر ما أفعل
فما كان مني غير أن خرجت من حجرتي
وفتحت بابي الذي يطل على الرجال في المسجد وأقول
مات رسول الله، مات رسول الله
تقول: فانفجر المسجد بالبكاء
فهذا علي بن أبي طالب أقعد
وهذا عثمان بن عفان كالصبي يؤخذ بيده يمنى ويسرى
وهذا عمر بن الخطاب يرفع سيفه ويقول من قال أنه قد مات قطعت رأسه
إنه ذهب للقاء ربه كما ذهب موسى للقاء ربه وسيعود ويقتل من قال أنه قد مات
أما أثبت الناس فكان
أبوبكر الصديق رضي الله عنه دخل على النبي واحتضنه
وقال: وآآآ خليلاه، وآآآ صفياه، وآآآ حبيباه، وآآآ نبياه وقبل النبي
وقال: طبت حياً وطبت ميتاً يا رسول الله.
ثم خرج يقول: من كان يعبد محمد فإن محمداً قد مات، ومن كان يعبد الله فإن الله حي لا يموت
ويسقط السيف من يد عمر بن الخطاب،
يقول: فعرفت أنه قد مات
ويقول: فخرجت أجري أبحث عن مكان أجلس فيه وحدي لأبكي وحدي
ودفن النبي صلى الله عليه وسلم
والسيده فاطمة تقول: أطابت أنفسكم أن تحثوا التراب على وجه النبي
ووقفت تنعي النبي
وتقول: يا أبتاه، أجاب ربا دعاه، يا أبتاه، جنة الفردوس مأواه، يا أبتاه، الى جبريل ننعاه.
.. اَللّـهُمَّ صَلِّ عَلى مَحَمِّد وآلِ مُحَمِّد ...
Tiga Kunci Utama Raih Kesuksesan dan Kebahagiaan
SIAPA manusia yang lahir ke dunia ini yang tidak
ingin sukses, semua pasti sangat menginginkannya. Tetapi, faktanya
kenapa banyak orang gagal?
Semua itu bukan karena mereka tidak pintar, tidak punya kesempatan atau tidak kaya. Yang terjadi adalah mereka tidak memegang kunci utama untuk sukses dalam belajar dan berkarya di masyarakat.
Jika dikatakan bahwa setiap pintu ada kuncinya, demikian pula halnya dengan setiap urusan, termasuk urusan kesuksesan. Semua ada kuncinya. Lantas apa kunci utama untuk sukses itu?
Jika mengacu pada apa yang Allah sampaikan di dalam Al-Qur’an, maka setidaknya ada tiga kunci utama untuk meraih sukses belajar dan berkarya di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Membaca
Bagaimana seorang Muslim akan bisa memegang kunci utama sukses bila ia sendiri tidak mengetahui apa itu kunci utama. Dalam konteks ini maka membaca sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Apalagi, secara historis ayat pertama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alayhi wasallam adalah perintah tentang membaca. Dengan kata lain, idealnya setiap Muslim itu minimal memiliki kecintaan atau tradisi membaca.
Hal ini telah dicontohkan oleh generasi sahabat dan ulama salafus-shalih. Utamanya dalam membaca Al-Qur’an. Para sahabat bahkan tidak sekedar membaca tetapi sangat antusias mengamalkan bacaan Al-Qur’annya, sehingga wajar jika mereka tidak pernah dilanda kegalauan dan kebingungan.
Dari generasi ulama terdahulu kita bisa lihat dari apa yang diteladankan oleh Imam Syafi’i. Kita bisa bayangkan, dalam usia 7 tahun sudah bisa hafal Al-Qur’an dan pada usia 9 tahun sudah bisa menghafal sebuah buku yang ditulis Imam Malik.
Hal ini menjadi satu bukti kuat bahwa membaca adalah kunci utama untuk sukses belajar dan berkarya di masyarakat. Dan, hasilnya pun bisa terbukti, kala dewasa Imam Syafi’i tidak saja mampu menulis kitab yang dibutuhkan zamannya tetapi juga menjawab tantangan kaum orientalis yang hendak mengobrak-abrik tatanan keilmuan Islam di bidang fiqh dan usul fiqh.
Jadi, mulai sekarang canangkan semangat untuk gemar membaca, utamanya membaca Al-Qur’an, Hadits, Sejarah Nabi serta sahabat, dan buku-buku yang bermanfaat dalam membangun semangat kita untuk menjadi Muslim yang bermanfaat dalam kehidupan ini. Karena membaca adalah salah satu kunci utama untuk sukses belajar dan berkarya di masyarakat.
Jika kita memang benar-benar mengikuti sunnah Nabi Muhammad dan berpegang di atas prinsi ahlussunnah wal jama’ah sudah semestinya kita mengisi hari-hari kita dengan senantiasa gemar membaca.
Bersungguh-sungguh
Setelah membaca, kita mesti bersungguh-sungguh dalam menjalankan perintah agama. Mulai dari yang bersifat wajib, sunnah atau pun hal-hal tertentu yang bisa meningkatkan kualitas diri kita sebagai Muslim yang bertakwa.
Kata bijak mengatakan, “Setiap manusia berangkat dari titik yang sama, dan yang membedakan hasil dan posisi nantinya adalah tingkat kesungguhannya.”
Seperti kita ketahui, yang menjadikan pribadi sahabat di zaman Nabi unggul bukan karena mereka cerdas atau lengkap fasilitas, tetapi karena mereka bersungguh-sungguh menjalankan ajaran Islam secara kaffah.
Sebaliknya hari ini, yang menyebabkan umat Islam belum mampu unggul atas umat lain, karena umat Islam sendiri belum sungguh-sungguh dalam mengamalkan ajaran Islam secara kaffah. Baik dalam konteks individu maupun kolektif, sehingga Islam tidak termanivestasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Akan tetapi, untuk saat ini mari fokuskan pada diri kita masing-masing untuk bersungguh-sungguh dalam mengisi hari-hari sesuai tuntunan Rasulullah. Mulai dari bersungguh-sungguh membaca, mengkaji, menggali dan mendalami Al-Qur’an dan Sunnah berikut mengamalkannya, sampai benar-benar sungguh-sungguh dalam menempa diri untuk menjadi Muslim yang berkualitas dan bermanfaat.
Apabila ini bisa kita lakukan, insya Allah akan ada jalan dari sisi Allah Ta’ala. Sebagaimana janji-Nya;
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS: Al-Ankabut [29]: 69).
Dan, dalam pepatah Arab dikatakan, “Man Jadda wajada” (siapa yang bersungguh-sungguh niscaya akan sampai).
Istiqomah
Setelah membaca, kemudian bersungguh-sungguh, langkah selanjutnya adalah istiqomah (konsisten). Ide besar apa pun dan tenaga sekuat apa pun jika tidak konsisten dalam menjalaninya tidak akan memberikan dampak sedikit pun. Karena itu kunci utama yang tidak kalah pentingnya adalah istiqomah.
Dalam pepatah bijak kita dikatakan, “Belakang parang pun, bila diasah setiap hari akan tajam juga.” Artinya, siapa pun, dari mana pun, keturunan siapa pun kalau memang istiqomah dalam menempa dirinya dalam ketaatan akan sukses juga.
Hal itulah yang dilakukan oleh Zaid bin Haritsah, anak angkat Rasulullah yang sebagian orang menyebutnya sebagai budak. Karena istiqomah meneladani Nabi, ia bisa menjadi seorang jenderal pasukan Muslim. Pun demikian dengan putranya, Usamah bin Zaid yang dipercaya Rasulullah menjadi panglima pasukan Muslim kala menghadapi tentara Romawi.
Jadi, istiqomah itu sangat luar biasa. Orang biasa akan jadi luar biasa dengan istiqomah. Orang tidak diperhatikan akan tumbuh menjadi pribadi yang diperhitungkan dengan istiqomah. Oleh karena itu, istiqomahlah dalam iman, takwa dan peningkatan kualitas diri. Sebab, segala kesulitan kuncinya ada pada keistiqomahan. Allahu A’lam.
Semua itu bukan karena mereka tidak pintar, tidak punya kesempatan atau tidak kaya. Yang terjadi adalah mereka tidak memegang kunci utama untuk sukses dalam belajar dan berkarya di masyarakat.
Jika dikatakan bahwa setiap pintu ada kuncinya, demikian pula halnya dengan setiap urusan, termasuk urusan kesuksesan. Semua ada kuncinya. Lantas apa kunci utama untuk sukses itu?
Jika mengacu pada apa yang Allah sampaikan di dalam Al-Qur’an, maka setidaknya ada tiga kunci utama untuk meraih sukses belajar dan berkarya di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Membaca
Bagaimana seorang Muslim akan bisa memegang kunci utama sukses bila ia sendiri tidak mengetahui apa itu kunci utama. Dalam konteks ini maka membaca sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Apalagi, secara historis ayat pertama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alayhi wasallam adalah perintah tentang membaca. Dengan kata lain, idealnya setiap Muslim itu minimal memiliki kecintaan atau tradisi membaca.
Hal ini telah dicontohkan oleh generasi sahabat dan ulama salafus-shalih. Utamanya dalam membaca Al-Qur’an. Para sahabat bahkan tidak sekedar membaca tetapi sangat antusias mengamalkan bacaan Al-Qur’annya, sehingga wajar jika mereka tidak pernah dilanda kegalauan dan kebingungan.
Dari generasi ulama terdahulu kita bisa lihat dari apa yang diteladankan oleh Imam Syafi’i. Kita bisa bayangkan, dalam usia 7 tahun sudah bisa hafal Al-Qur’an dan pada usia 9 tahun sudah bisa menghafal sebuah buku yang ditulis Imam Malik.
Hal ini menjadi satu bukti kuat bahwa membaca adalah kunci utama untuk sukses belajar dan berkarya di masyarakat. Dan, hasilnya pun bisa terbukti, kala dewasa Imam Syafi’i tidak saja mampu menulis kitab yang dibutuhkan zamannya tetapi juga menjawab tantangan kaum orientalis yang hendak mengobrak-abrik tatanan keilmuan Islam di bidang fiqh dan usul fiqh.
Jadi, mulai sekarang canangkan semangat untuk gemar membaca, utamanya membaca Al-Qur’an, Hadits, Sejarah Nabi serta sahabat, dan buku-buku yang bermanfaat dalam membangun semangat kita untuk menjadi Muslim yang bermanfaat dalam kehidupan ini. Karena membaca adalah salah satu kunci utama untuk sukses belajar dan berkarya di masyarakat.
Jika kita memang benar-benar mengikuti sunnah Nabi Muhammad dan berpegang di atas prinsi ahlussunnah wal jama’ah sudah semestinya kita mengisi hari-hari kita dengan senantiasa gemar membaca.
Bersungguh-sungguh
Setelah membaca, kita mesti bersungguh-sungguh dalam menjalankan perintah agama. Mulai dari yang bersifat wajib, sunnah atau pun hal-hal tertentu yang bisa meningkatkan kualitas diri kita sebagai Muslim yang bertakwa.
Kata bijak mengatakan, “Setiap manusia berangkat dari titik yang sama, dan yang membedakan hasil dan posisi nantinya adalah tingkat kesungguhannya.”
Seperti kita ketahui, yang menjadikan pribadi sahabat di zaman Nabi unggul bukan karena mereka cerdas atau lengkap fasilitas, tetapi karena mereka bersungguh-sungguh menjalankan ajaran Islam secara kaffah.
Sebaliknya hari ini, yang menyebabkan umat Islam belum mampu unggul atas umat lain, karena umat Islam sendiri belum sungguh-sungguh dalam mengamalkan ajaran Islam secara kaffah. Baik dalam konteks individu maupun kolektif, sehingga Islam tidak termanivestasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Akan tetapi, untuk saat ini mari fokuskan pada diri kita masing-masing untuk bersungguh-sungguh dalam mengisi hari-hari sesuai tuntunan Rasulullah. Mulai dari bersungguh-sungguh membaca, mengkaji, menggali dan mendalami Al-Qur’an dan Sunnah berikut mengamalkannya, sampai benar-benar sungguh-sungguh dalam menempa diri untuk menjadi Muslim yang berkualitas dan bermanfaat.
Apabila ini bisa kita lakukan, insya Allah akan ada jalan dari sisi Allah Ta’ala. Sebagaimana janji-Nya;
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS: Al-Ankabut [29]: 69).
Dan, dalam pepatah Arab dikatakan, “Man Jadda wajada” (siapa yang bersungguh-sungguh niscaya akan sampai).
Istiqomah
Setelah membaca, kemudian bersungguh-sungguh, langkah selanjutnya adalah istiqomah (konsisten). Ide besar apa pun dan tenaga sekuat apa pun jika tidak konsisten dalam menjalaninya tidak akan memberikan dampak sedikit pun. Karena itu kunci utama yang tidak kalah pentingnya adalah istiqomah.
Dalam pepatah bijak kita dikatakan, “Belakang parang pun, bila diasah setiap hari akan tajam juga.” Artinya, siapa pun, dari mana pun, keturunan siapa pun kalau memang istiqomah dalam menempa dirinya dalam ketaatan akan sukses juga.
Hal itulah yang dilakukan oleh Zaid bin Haritsah, anak angkat Rasulullah yang sebagian orang menyebutnya sebagai budak. Karena istiqomah meneladani Nabi, ia bisa menjadi seorang jenderal pasukan Muslim. Pun demikian dengan putranya, Usamah bin Zaid yang dipercaya Rasulullah menjadi panglima pasukan Muslim kala menghadapi tentara Romawi.
Jadi, istiqomah itu sangat luar biasa. Orang biasa akan jadi luar biasa dengan istiqomah. Orang tidak diperhatikan akan tumbuh menjadi pribadi yang diperhitungkan dengan istiqomah. Oleh karena itu, istiqomahlah dalam iman, takwa dan peningkatan kualitas diri. Sebab, segala kesulitan kuncinya ada pada keistiqomahan. Allahu A’lam.
Adab dan Pendidikan Agama, Kunci Sukses Masa Depan Anak
KEBAIKAN seseorang itu dimulai dari apa yang paling ditekankan orangtua kala anak-anaknya masih belia. Jika agama yang ditekankan, maka peluang anak sukses di masa depan sangatlah terbuka. Tetapi jika selain itu, mungkin akan kaya, tetapi belum tentu baik, apalagi kuat iman dan takwanya.
Belum lama ini penulis bertemu dengan seorang akademisi yang sering tampil sebagai nara sumber di media massa tentang kasus-kasus yang berhubungan dengan psikologi. Tentu orangtua dari sang akademisi sangat bahagia.
Alhamdulillah, tidak lama dari pertemuan pertama Allah menakdirkan penulis bertemu langsung dengan ayah sang akademisi. Dalam kesempatan itu penulis bertanya, “Apa yang bapak ajarkan kepada anak bapak, hingga hari ini menjadi orang yang bisa memberi manfaat bagi kehidupan?”
Sang bapak tersenyum, lalu menjawab, “Tidak ada yang saya lakukan dan saya tekankan terhadap anak saya sejak kecil kecuali pendidikan agama. Itu saja,” katanya sembari tersenyum.
Bapak itu melanjutkan, “Apalagi ia anak saya satu-satunya. Kata orang, anak semata wayang itu kalau tidak jadi iblis ya jadi malaikat. Alhamdulillah atas rahmat Allah anak saya menjadi anak yang berguna,” terangnya.
“Tetapi kalau saya pikir dan renungkan, sungguh saya tidak berperan apa-apa. Itu semua semata-mata rahmat Allah yang mungkin karena anak saya memang saya tempa untuk mengenal agamanya dengan baik dan mengamalkannya sejak kecil,” imbuhnya.
Jawaban yang boleh dikatakan singkat itu sungguh memberikan inspirasi penting bagi para orangtua tentang bagaimana mendidik anak. Karena yang sejatinya paling perlu dikhawatirkan orangtua terhadap masa depan anak sebenarnya bukan soal profesi dan pendapatan. Lebih dari itu adalah iman, ketakwaan dan kemanfaatan buah hati kita bagi kehidupan.
Pembentukan Adab
Ketika anak mendapat asupan gizi pendidikan agama dengan benar dan terus-menerus hal itu akan membuatnya memiliki adab dalam kehidupan, utamanya adab kepada Allah Ta’ala, Nabi dan yang tidak kalah pentingnya adalah adab terhadap orangtua.
Tidak ada satu pun materi pendidikan yang bisa melahirkan adab bagi seorang anak manusia, melainkan dengan pendidikan agama yang meliputi, aqidah, ibadah dan muamalah.
Mengapa banyak anak yang tidak hormat kepada orangtua meski otak mereka cerdas? Itu tidak lain karena mereka tidak mengenal apalagi memiliki adab. Termasuk mengapa banyak orang pintar dan berkedudukan tinggi yang berperilaku korup. Semua itu terjadi karena ketiadaan adab.
Dan ketiadaan adab itu bukan karena mereka kala anak-anak tidak sekolah tetapi karena kala anak-anak mereka tidak benar-benar mendapatkan pengasuhan orangtua yang menekankan betapa pentingnya pendidikan agama.
Dan, berbicara pendidikan agama di sini tidak mesti dipahami secara dikotomis, dimana pelajaran non agama diabaikan. Justru tetap ditingkatkan secara proporsional.
Dari sini tepatlah apa yang ditauladankan oleh Luqman Hakim dalam mendidik anaknya.
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman [31]: 13).
Manivestasi dari ayat tersebut tentu dengan membiasakan anak-anak kita disiplin dalam ibadah dan senantiasa diingatkan bahwa urusan ibadah adalah urusan paling utama dalam hidup ini. Agar ibadah anak bagus sedari kecil tentu anak perlu akrab dengan kitab suci Al-Qur’an, hadits-hadits Rasulullah, termasuk sejarah Nabi, sahabat dan para ulama.
Ketika ini berhasil dilakukan, insha Allah anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kaya akan referensi kesholehan, ketakwaan dan kesungguhan yang penuh inspirasi dan mengagumkan hatinya. Nah, inilah yang nantinya secara perlahan namun pasti memudahkan tumbuhnya adab dalam diri anak.
Sebab, pendidikan agama (Islam) bukanlah pendidikan yang menekankan aspek kognitif semata tetapi juga pada implementasi dalam kehidupan sehari-hari. Dan, ketika itu dilakukan seorang anak sejak kecil dan berhasil dipelihara hingga dewasa, maka otomatis ia sudah membangun habit yang luar biasa.
Tauladan Orangtua
Akan tetapi, hari ini masih umum orang yang sedikit sanksi terhadap kedahsayatan pendidikan agama pada anak. Oleh karena itu banyak orangtua yang rela membayar mahal pendidikan anak yang boleh dikatakan pendidikan agamanya sebatas kognitif.
Sebenarnya, pendidikan agama ini tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada pihak lain, bahkan sekolah sekalipun. Pendidikan agama ini menjadi tanggung jawab utama setiap orangtua. Sebab, perilaku orangtua itulah yang paling berperan dominan dalam pemebentukan watak dan karakter anak.
Terkait hal ini Al-Qur’an memberikan gambaran gamblang betapa orangtua harus benar-benar memperhatikan kualitas pendidikan agama anak, utamanya ketauhidan. Hal ini bisa kita lihat di dalam Al-Qur’an.
أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاء إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُواْ نَعْبُدُ إِلَـهَكَ وَإِلَـهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَـهاً وَاحِداً وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 133).
Artinya, orangtua harus mengontrol betul kualitas pendidikan agama anak-anaknya, tidak saja kala mereka belia, tetapi sepanjang hayat, bahkan saat kita sebagai orangtua akan meninggal dunia. Pendidikan agama (ketauhidan) anak harus tetap dan utama yang diperhatikan.
Nah, dalam kontek ini, bagaimana mungkin orangtua akan mampu melakukan pekerjaan utama ini kalau orangtua sendiri sebagai pihak yang paling berharap anak-anaknya sukses di masa depan tidak benar-benar mau memberikan keteladanan. Tentu akan sangat sulit.
Dengan demikian, maka sudah seharusnya para orangtua mengubah mindsetnya yang selama ini dimiliki. Bahwa pendidikan agama itu adalah yang terpenting bagi masa depan anak. Bahkan, pendidikan agama itu adalah tanggung jawab sepanjang hayat para orangtua. Karena tidak akan baik seseorang melainkan ia memahami agamanya.
Jaminan Allah
Rasulullah pernah bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkannya dalam urusan agama.” (HR. Bukhari Muslim).
Dan, apakah kita masih belum yakin bahwa orang yang akan diangkat derajatnya di sisi Allah adalah orang yang beriman (baik pendidikan dan pengamalan agamanya) dan berilmu (QS. 58: 11) ? Jadi, jangan ragu, masa depan anak-anak kita akan baik bahkan bermanfaat bagi kehidupan, jika sejak kecil kita biasakan mereka mengamalkan ajaran agama Islam ini dengan baik.
Langganan:
Postingan (Atom)